28. Mereka Semua Mendukungnya.

906 168 109
                                    

Jangan lupa klik ⭐. Gratis & ga ribet kok :)

Sankyuu udah nungguin💙

✨⭐✨

"Oi, oi. Ke mana semua pesertanya? Apa mereka tidak bersemangat?"

(Name) sudah menduga, stadion masih sepi, ruang lokernya kosong melompong. Ya, wajar saja, itu karena ia datang pukul setengah enam pagi. Pertandingannya baru mulai jam delapan. Kagami pun masih ngebo di kamarnya.

(Name) terlalu bersemangat.

Cuaca pagi buta masih terlalu dingin, gadis itu tak ingin buru-buru mengganti jaketnya ke seragam tanding. Ia pun keluar dari ruang loker.

(Name) bersandar di tembok, ingin menyaksikan langit pagi menampilkan sang surya. Namun, bukannya pancaran indah surya yang menampakkan diri, tapi sosok manusia beraura kelam layaknya badai.

"Hai," sapa Hanamiya sok ramah, disertai dengan seringai liciknya.

(Name) langaung buang muka dan hendak berlari meninggalkan antagonis itu. Namun, Hanamiya sudah memprediksinya dan langsung melakukan kabedon.

(Name) berusaha keras menendangi dan mendorong tubuh Hanamiya agar enyah dari hadapannya. Tapi pemuda itu lagi-lagi sukses mengunci pergerakan (Name) hingga mati kutu, seperti waktu itu.

"Si cantik (Full Name), fangirl  Akashi, mantan manajer basket, calon wakil OSIS, penyuka mangga, phobia anjing. dan ... punya otak yang sangat bodoh. Bahkan nilai tes harian matematikanya tidak pernah mendapat satupun poin. Menarik." Hanamiya berceloteh, membeberkan fakta gadis di hadapannya.

"Apa urusanmu teme!" (Name) menggeram sekaligus terkejut, darimana Hanamiya mengetahui detail tentangnya? Bahkan yang bagian 'fangirl Akashi?'

Hanamiya terkekeh. Ia baru tahu (Name) adalah orang yang digadang-gadang sebagai pelari nomor satu. Tapi bagi Hanamiya, kehebatan gadis itu tiada artinya, (Name) hanyalah seonggok sampah yang siap dibuang kapan saja dia mau.

Hanamiya memandangi gadis yang berada dalam kunciannya itu lamat-lamat. (Name) tentulah risi, tapi kekuatannya tak cukup untuk melawan pemuda itu.

"Punya otak bodoh dan body yang bagus. Hmm. Kau benar-benar tipe idamanku. Jadi, untuk sekarang tenang saja, aku tidak akan membuatmu menangis seperti waktu itu." Hanamiya melebarkan seringaiannya. Membuat (Name) semakin gatal ingin mencabik-cabik pemuda itu.

"Sialan kau Bakamiya! Kalaupun laki-laki yang tersisa di dunia ini cuma kau, lebih baik aku mati! Menyingkirlah dariku sialan!" (Name) terus menggertak pemuda itu. Ia jadi menyesal mengapa dulu tak ikut pelatihan bela diri, setidaknya (Name) akan punya tenaga lebih untuk menyingkirkan Hanamiya.

"Itu karena kau tidak menyukaiku. Kalau Akashi yang memojokkanmu begini, kau pasti menikmatinya."

"KUSO!!!"

(Name) sangat murka. Nama Akashi tak seharusnya dibawa-bawa dalam masalah ini. Terlebih lagi, yang dituduhkan Hananiya itu benar-benar menjijikkan.

Hanako yang melihat kegilaan sepupunya pun jadi sangat marah. Ia melepas sepatu kanan dan melemparnya, alas kakinya menghantam tepat di kepala pemuda itu.

Hanamiya menyingkir dari (Name), menoleh pada orang tidak beruntung yang mengacaukan suasana. Niat hati ingin misuh-misuh, tapi dia urungkan karena orang itu bagian dari keluarganya sendiri.

Hanako menggunakan bahasa isyarat; Jangan mengganggunya, Makoto! Kau ini keterlaluan! Pergilah sana!

Hanamiya mendecih lalu pergi., pemuda itu tak habis pikir; mengapa sepupu perempuannya bisa baik sekali kepada semua orang? Termasuk pada rivalnya?

Rewatch - Kuroko no BasketTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang