44. Perjuangannya.

463 81 42
                                    

Tw : blood.

✨⭐✨

Hari ini seperti hari sialnya pelari-pelari dari Rakuzan.

Pertama, tim estafet sempat kehilangan pelari kunci mereka. Dan sekarang, giliran pelari sprint putranya yang kehilangan tiket melaju ke final.

Katsuki gagal.

Ia kalah satu detik saja dari pelari Nagoya. Alhasil, pemuda itu menangis di pelukan kakaknya sampai baju kakaknya basah.

"Sudahlah, Kintaro. Kau masih kelas satu, masih banyak kejuaraan lain yang bisa kau ikut."

"Tapi perjuanganku selama ini sia-sia, Kak, sia-sia!!!" Katsuki meraung-raung. Ia sangat tak terima dengan kenyataan ini. Katsuki merasa sudah berusaha semaksimal mungkin, tapi hasilnya sangat mengkhianati.

"Tak ada yang sia-sia dalam hidup ini, Kintaro. Jadikan pelajaran agar kau lebih giat lagi. Lagi pula, tidak semua pelari mampu mencapai tahap semi-final. Kami semua salut padamu. Nanti (Name) yang akan membalasnya." Gintaro menepuk-nepuk punggung adiknya.

Hujan deras tiba-tiba turun seakan mempresentasikan dukanya Katsuki. Semua orang lantas berpencar ke sana kemari untuk berteduh. Pelari sprint putri rombongan (Name) yang sudah bersiap-siap untuk tanding jadi urung. Seragam olahraga mereka basah kuyup dan nantinya akan berganti ke training serta jaket sekolah masing-masing.

✨⭐✨

Hallo (Name)-san!

Namaku Yuki, aku penggemar beratnya (Name)-san.
Sebenarnya sudah lama aku ingin menghubungimu, tapi aku segan sekali. Aku minder jika berhadapan dengan orang yang kelewat hebat sepertimu. Namun, sekarang keberanianku sudah terkumpul.

Omong-omong, selamat atas kemenangan tim estafet Rakuzan! Ini semua tentu saja berkat bantuan (Name)-san. Aku salut padamu yang sangat kuat.

Emm ... aku ingin sekali berfoto selfie dan minta tanda tanganmu, tapi aku malu sekali menemui langsung untuk memintanya. Aku malu karena pawangmu banyak sekali, hehe :D

Jadi, kalau (Name)-san tidak keberatan, apa kita bisa bertemu empat mata saja? Titik temunya di lantai atas.

Maaf kalau permintaanku ini merepotkan (Name)-san. Kalau (Name)-san tidak mau juga tak apa, kok. Aduh, aku juga tak yakin surat ini akan dibaca atau tidak, pasti banyak sekali surat lain di lokermu.

Karena mendapat surat di loker yang berbunyi demikian, (Name) tentu saja mau memenuhi permintaan si pengirim meski rasa lelahnya belum enyah. (Name) langsung melangkah pergi sendirian ke lantai atas gedung.

Undakan demi undakan ia pijaki dengan langkah cepat. (Name) sangat menghargai penggemarnya, ia tentu saja senang hati dan antusias sekali menemui orang bernama Yuki itu.

Setibanya di lantai paling atas, pandangan (Name) mengedar ke segala arah. Ia kesulitan mencari Yuki padahal di sana sepi sekali.

(Name) baru tetingat kalau Yuki itu malu.

"Yuki? Kau di mana? Tidak perlu sembunyi, aku sangat senang, lho, bertemu denganmu."

Namun, tidak ada sahutan sama sekali. (Name) mengerutkan dahinya, bingung.

"Arf! Arf! Arf!"

"AAAAA!!!" (Name) terpekik kaget saat mendengar suara gonggongan anjing, ia langsung berlari kencang. Dan tiba-tiba saja gadis itu terpeleset karena lantai yang ia pijaki ada banyak ceceran kelereng. Hal itu membuatnya tergelincir dan berakhir jatuh tersungkur.

Rewatch - Kuroko no BasketTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang