••Keenam

96 20 3
                                    

Dan mereka kembali mengulang cerita, membiarkan semesta mengendalikan mereka dalam kejahilannya lagi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dan mereka kembali mengulang cerita, membiarkan semesta mengendalikan mereka dalam kejahilannya lagi.

Ada yang mengatakan jika momen seharusnya dikenang bukan diulang, namun sepertinya tidak berlaku bagi kedua insan ini. Meski tanpa hubungan yang jelas dan terkesan terombang-ambing, mereka masih tetap menginginkan satu sama lain.

"Apa yang sedang kau lakukan?" Seorang gadis bertanya sembari bercangkung di sebelah seorang pemuda.

"Aku sedang mencari utopia untuk kita huni berdua," si pemuda menjawab.

"Lalu, apa kau menemukannya?"

"Entahlah, ayo kita buat."

Kemudian ia berdiri sembari menarik lembut lengan sang gadis dan berlari dengan senyum apik terpatri.

Dan entah sejak kapan mereka berdua justru berlomba-lomba untuk mencapai sisi lain lapangan rumput tersebut. Konoha menjatuhkan dirinya di atas rumput setelah yang menjadi pertama sampai, kemudian tertawa kecil diikuti [Name] yang ikut merebahkan diri di sampingnya.

"Lari mu cepat juga, aku bahkan harus mengeluarkan tenaga lebih untuk sampai lebih dulu," ujar Konoha.

"Lalu kenapa tidak mengalah saja?"

Konoha tersenyum simpul sembari menggelengkan kepala dan sang puan sontak mengerucutkan bibir kesal.

Keduanya kini memperhatikan awan berarak di cakrawala dan menikmati hembusan angin dalam hening, membiarkan waktu berlalu begitu saja tanpa konversasi penuh minat yang biasanya mereka lontarkan.

"Nampaknya sebentar lagi frekuensi kita bertemu akan semakin berkurang."

Sang wira yang pertama kali memecah sunyi.

"Ah, ujian kelulusan akan segera datang ya."

Dan kembali hanya desir angin yang terdengar. Jari Konoha tampak membentuk garis imajiner abstrak pada langit yang membentang, kemudian jemari mungil [Name] ikut ambil bagian membentuk garis-garis imaji.

"Menurutmu bagaimana cara menghadapi trauma?"

Hening.

[Name] melirik sedikit ke arah Konoha sebelum menjawab, "Kau tidak boleh lari dari trauma itu, berdamailah dengan nya dan hadapi."

"Bagaimana jika gagal ditengah jalan dan malah memperburuk?"

"Jika kau merasa sulit untuk menghadapinya carilah orang yang bisa membantu dan menerima mu apa adanya," [Name] tersenyum tipis, "Ada apa? Kenapa tiba-tiba bertanya seperti ini?"

"Tidak, hanya bertanya."

Konoha bangkit dari rebah sembari menepuk-nepuk pakaiannya, kemudian mengulurkan tangan pada [Name].

"Ayo kita pergi ke kedai es krim."

ʄ

[Konoha Point of View]

We Fall Apart [Konoha Akinori x Reader] - On GoingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang