Prologue

12.5K 645 21
                                    

Nada dering yang memekik dari sebuah ponsel berhasil membuat seorang perempuan cantik bersurai cokelat sebahu yang kian tengah tertidur diatas ranjangnya terpaksa keluar dari dalam buaian angan-angan bunga tidurnya yang manis

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nada dering yang memekik dari sebuah ponsel berhasil membuat seorang perempuan cantik bersurai cokelat sebahu yang kian tengah tertidur diatas ranjangnya terpaksa keluar dari dalam buaian angan-angan bunga tidurnya yang manis. Perlahan sadar, pun sang perempuan pada akhirnya memutuskan untuk beringsut bangkit dari posisi berbaringnya seraya bersender ke dashboard ranjang.

Ia menyapu kedua matanya sekelebat, ponselnya sudah tidak lagi berdering. Lantas ia memutuskan untuk kembali memejamkan kedua matanya sejenak—guna mengumpulkan nyawanya yang masih belum terkumpul sepenuhnya kedalam tubuh. Akan tetapi, sayangnya sang perempuan harus kembali mengerjap tatkala benda pipih berbentuk persegi panjang yang berada diatas nakasnya itu kembali berdering dan memberikan suara yang memekikan telinga.

Mengganggu sekali.

Dengan kasar, ia meraih ponselnya dan menjawab panggilan tersebut tanpa melihat nama sang penelepon.

"Halo, ada apa?"

"Ada apa kau bilang?! Tidakkah kau melihat berita didalam televisi?!" Pekikan yang berasal dari ujung sana berhasil membuat sang perempuan mendadak sadar sepenuhnya. Sontak segera perempuan cantik itu mengerjapkan kedua matanya.

Menjauhkan ponselnya seraya memandang cukup intens kearah layar ponsel tersebut.

Eomma.

Oh astaga, ada hal buruk apa sehingga Ibunya menelfon pada dini hari disertai dengan sebuah hardikan bengis yang sangat memekikan telinganya.

Sialan, pasti ada hal buruk yang terjadi.

Karena Ibunya jelas tidak mungkin akan marah sebesar ini kepadanya tanpa suatu alasan. Lagipula, semenjak persetujuan darinya atas pernikahan wanita itu dengan suami barunya sekarang, Ibunya hampir tidak pernah mendamprat dirinya seperti tadi.

Justru wanita itu teramat-amat memperlakukan dirinya dengan penuh kasih sayang—entah karena ia memutuskan untuk berubah menjadi lebih baik, atau karena merasa berterima kasih kepada sang putri sebab telah memberikan persetujuannya atas pernikahan sang Ibu dengan suami barunya—yang sekarang adalah Ayah tirinya.

Perempuan cantik bersurai cokelat sebahu itu berusaha untuk mengendalikan dirinya, ia menarik nafasnya dalam sebelum pada akhirnya kembali menempelkan ponselnya keparasan telinga.

"Apa yang kau lakukan bersama dengan Jungkook???!"

Sial. Sial. Sial. Belum sempat ia berujar, sang Ibu sudah terlebih dahulu menukas. Apakah Ibunya mengetahui perihal hubungannya dengan Jungkook? Oh Astaga, perempuan itu bahkan kini tidak lagi dapat bernafas dengan normal dan stabil. Secara tiba-tiba saja kerongkongannya seperti tercekat, dan lidahnya terkelu.

Scandal Of The SeasonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang