23. Hurts Like Hell

3.1K 424 197
                                    

Didalam sebuah gedung pencakar langit yang berada tepat dipusat district praja kota Gangnam, seorang pria bersurai kuning emas—blonde kian tengah menyerongkan daksanya sembari mencari-cari posisi yang tepat agar dapat menjerembapkan bola kecil ber...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Didalam sebuah gedung pencakar langit yang berada tepat dipusat district praja kota Gangnam, seorang pria bersurai kuning emas—blonde kian tengah menyerongkan daksanya sembari mencari-cari posisi yang tepat agar dapat menjerembapkan bola kecil berwarna putih gading itu kedalam lubang golf yang tersedia dihadapannya dengan kategoris. Permainan didalam ruangan—ceruk bidang yang begitu mewah dan juga glamor. Pegari begitu mahal sekali ditambah dengan berpuluh-puluh ornamen yang terbuat dari emas, pun dekorasinya bukan sembarang desain. Menggambarkan kesan minimalis dan juga canggih. Patron kristal yang melingkupi seantero ruanganpun turut membuatnya semakin indah—bonus tambahan vista panorama kehidupan malam praja kota Gangnam yang terbentang jelas dari balik bingkai patron disepanjang ruangan tersebut.

Mengetahui pria bernama Park Jimin itu telah menghabiskan lebih dari 100 juta won guna membangun gedung mewah tersebut, pun dirinya pasti akan memberikan desain separi-purna mungkin. Tidak hanya karena letaknya yang kategoris saja, Park Jimin pun menjadikan gedung tersebut sebagai tempat singgah favouritenya sebab daerah praja Gangnam adalah titik yang begitu pas untuk menghasilkan nominal-nominal angka mata uang dan juga tempat dimana banyak sekali wanita cantik berpenampilan elegan berkeliaran.

Seperti sekarang contohnya. Jimin kian tengah sibuk berkutat dengan golf sticknya, sedikit menyerongkan tubuhnya kekanan seraya mengayunkan lengan kekarnya dengan kalihan yang begitu pelan. Pria tampan bersurai kuning emas itu spontan menarik kedua sudut bibirnya keatas seraya mematri senyuman yang begitu mempesona tatkala bola golfnya masuk kedalam lubang.

Jimin menolehkan wajahnya sepintas, memandang vertikal kearah panorama malam kota Gangnam yang terbentang didepan sana. Pria itu melepaskan sarung tangan kulit yang membalut jemarinya. Selepas meletakkannya keatas nakas, pun Jimin berbalik seraya menggapai sebuah cangkir mahal dengan dekorasi corak gelombang emas yang disodorkan oleh salah satu pelayan wanitanya. Cantik dan juga seksi. Dengan mini dress push up yang memamerkan secara jelas leka-lekuk tubuh proporsionalnya—seperti bokong sintal, dada montok, dan juga pinggul yang kecil. Bak artis-artis papan atas, atau memang wanita itu adalah seorang artis yang sengaja Jimin pekerjakan untuk melayani dirinya?

"Terima kasih, Soyoung-ssi." Ujar Jimin yang membuat wanita elok dihadapannya spontan melenggut dengan anggun seraya mematri senyuman terbaiknya. "Tidak masalah, sir." Jawab wanita itu dengan intonasi suara yang begitu merdu merebak rungu Jimin.

Tatkala Soyoung berkehendak untuk kembali membuka celah bibirnya, sebuah barinton berat sudah terlebih dahulu melantun dengan lugas. Membuat kendati Jimin maupun Soyoung tak dapat menahan diri mereka sendiri untuk tidak menoleh dan memandang kearah sang sumber suara yang rupanya adalah Han Jiyong—anak buah terpecaya atau tangan kanan Park Jimin.

"Maaf menganggu waktu senjang anda Sir, tapi ada hal krusial yang harus saya beritahukan kepada anda." Tutur Jiyong dengan begitu beradat hormat. Bak para anak buah orang kaya yang kerap sering kali muncul didalam film-film drama televisi, Jiyong pun membungkuk dalam kepada Jimin. Menunjukkan kedisiplinannya yang begitu tertata etis.

Scandal Of The SeasonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang