09. Me After You

3.3K 321 86
                                    

Minji memacu kedua pengampunya niscaya melakoni unit apartementnya yang begitu ia rindukan selama beberapa hari silam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Minji memacu kedua pengampunya niscaya melakoni unit apartementnya yang begitu ia rindukan selama beberapa hari silam. Mendesah lega tatkala tidak mendapati sosok siapapun didalam sana—ia khawatir sang Ibu mungkin akan berkunjung dan mendamprat dirinya. Ah, perihal kepergiannya. Minji tidak tahu bagaimana kabar Ibunya, maupun Jungkook dan juga calon Ayah tirinya sekarang. Apakah mereka sudah berangkat menuju negri asing guna memelopori pretensi rencana rekreasinya?

Gadis cantik bersurai cokelat sebahu itu mengegah menuju lampiran dapurnya, sebelum menggapai sebuah cangkir dan mengisinya dengan air putih biasa. Mereguknya hingga tandas, Minji kembali meletakkan cangkir yang ia apit keatas parasan dingklik.

Pun setelahnya sang gadis memutuskan untuk mendaratkan tubuhnya keatas sofa. Minji mengatupkan kedua kelopak matanya sejenak, intuisinya kian tengah mengaraharahi insiden bodoh tadi siang—tatkala dirinya kian tengah dikantor. Atau mungkin lebih tepatnya ketika ia bertemu dengan perangai pria asing itu lagi? Kim Taehyung? Direktur baru dikantornya—yang berarti pria itu adalah bos beserta atasannya sekarang. Oh astaga, Minji merasa begitu tolol karena telah lancang dan menganggap Taehyung sebagai seorang penguntit yang terobsesi kepada dirinya. Sialan, malu sekali rasanya.

Kembali mengerjap, Minji meraih tasnya yang berada diatas nakas. Sang gadis menggapai ponselnya sembari mengaktifkannya kembali—well, Minji memang merencanakan untuk menonaktifkan ponselnya untuk beberapa hari. Guna menghindari sang Ibu, dan juga, yah, Jungkook. Mungkin?

Manakala ponselnya kembali aktif, Minji tak dapat menahan dirinya sendiri untuk tidak mendengus jengah. Benar saja seperti apa yang ia pikirkan selama ini, Ibunya menghubungi dirinya—dengan puluhan pesan kecaman yang menggauli. Ciri khas Ibunya sekali.

Selagi menelusuri kotak pesannya, Minji mengerutkan pelipisnya tatkala dirinya sama sekali tidak menemukan satu pesanpun dari Jungkook. Bukannya berharap, hanya saja apakah pria itu tidak mengkhawatirkan dirinya? Apa mungkin hari itu Jungkook tahu bahwa Minji ingin pergi dan pria itu tetap memutuskan untuk mengatupkan kedua kelopak matanya matanya—tidak perduli?

Sepersekon, segera Minji menggeleng ayal. Oh astaga, apakah lubuk sanubarinya baru saja mengharapkan sebuah pesan dari seorang Jeon Jungkook? Song Minji, apa yang salah dengan dirimu? Bukankah bagus jikalau Jungkook tidak mencari, dan perduli setan terhadap dirimu? Sialan, Minji benar-benar berhasil dibuatnya belingsatan menggauli intuisi buncah. Apa namanya, kalau tidak salah, rindu? Apakah Minji tengah merindukan Jungkook?

Bisa dibilang seperti itu, tetapi sayangnya sang gadis menapis intuisinya dengan eksplisit. Berusaha meyakinkan dirinya sendiri bahwa ia tidak merindukan Jungkook. Akan tetapi, hati tetaplah hati. Tidak ada yang bisa melingkupi apa yang ia rasakan sebenarnya, dan realita menegaskan bahwa Minji merindukan Jungkook. Sentuhannya, gempurannya, dan juga suara seksinya. Sialan, Minji merindukan semua hal tentang seorang Jeon Jungkook.

Mengaup suntuk, Minji memutuskan untuk beristirahat dan meluruhkan segala penat yang menyiasati isi kepalanya. Jangka kala, sementara sang gadis terlelap dan hanyut kedalam buaian ambit anggainya. Gadis cantik bersurai cokelat tersebut tidak sadar jika dua insan baru saja mengegah melakoni unit apartementnya. Mendapati Minji yang kian tengah tertidur diatas sofa membuat seorang wanita berparuh baya dengan balutan gaun glamor berwarna putih itu mendengus samar sembari bergumam, "Gadis bodoh itu.." 

Scandal Of The SeasonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang