07. Goddess

4.7K 369 48
                                    

Petang telah singgah melingkupi seantero praja kota, jelas saja beberapa insan diluar sana mungkin akan lebih memilih untuk membaringkan tubuh mereka keatas tempat tidur guna meruntuhkan segala penat yang membelenggu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Petang telah singgah melingkupi seantero praja kota, jelas saja beberapa insan diluar sana mungkin akan lebih memilih untuk membaringkan tubuh mereka keatas tempat tidur guna meruntuhkan segala penat yang membelenggu. Namun tidak jarang juga banyak pribumi yang lebih memilih untuk pergi keluar guna menghibur diri, atau sekedar bergulat panas dengan sang kekasih seperti yang kian tengah kedua insan muda didalam graha puak Jeon lakukan.

Manakala lidah Jungkook yang lembut kembali bersatu larut dengan lidahnya, segenap sensasi aspirasi menggairahkan bersama dengan sang pria kembali kumulatif memadati dirinya. Membuat darahnya berdesir hebat, bahkan lebih kuat dan otentik dari pada sebelumnya.

Dorongan gelora vitalitas membuat area sensitifnya menjadi lembab, ketika Minji hendak mendorong bahu sang pria untuk menjauh. Segera Jungkook bergerak paradoksal, menggagahi tubuh sang gadis dengan erat. Mengungkungnya seraya mendera rahang Minji menggunakan tangan kanannya, merematnya kasar. "Jika kau menolak, aku akan bermain dengan sengit." Tuturnya, sarat akan intonasi ancaman.

Perlahan, Minji menelan salivanya sulit. Jungkook nampak begitu bengis. Sorot yang berpedar dari kedua iris hitam legamnya nampak begitu neurotik, kelam namun mengintimidasi. Dan tentunya itu berhasil mengecutkan hatinya. Pun pada akhirnya Minji hanya bisa pasrah, turut mematuhi dan mengikuti permainan yang sang pria alokasikan kepada tubuhnya.

Jungkook menguraikan cekalannya kepada rahang sang gadis. Menyingkirkan tangan Minji yang menghalanginya untuk mencumbu bibir ranum sang gadis. Cekatan, sang pria kembali melengkungkan pungkur punggungnya seraya melumat dan menyesap benda kenyal milik sang gadis tanpa ampun. Rasanya manis, dan begitu memabukkan. Jungkook benar-benar telah tergila-gila dengan sensasi gemercik adun yang singgah didalam dirinya tatkala ia mencumbu bibir Minji.

Tidak hanya membatu pasif, pun kedua tangan Jungkook mulai turut serta. Tangan kanannya ia gunakan untuk meremat payudara sang gadis yang ukurannya begitu pas didalam cekaman tangannya, sedangkan tangan kirinya ia gunakan untuk membelai perut datar Minji dengan putaran yang begitu sensual.

Lambat-laun cumbuan Jungkook beralih haluan, sementara kedua tangannya masih sibuk berkutat dengan aktivitas erotis dibawah sana. Pria tampan bersurai hitam legam itu kian tengah menciumi rahangnya. Berselang silih pun kini Jungkook kembali menurunkan ciumannya, menjilat dan menyesap setiap inci epidermis leher sang gadis yang nampak begitu putih dan mulus—menggairahkan. Membuat dirinya tidak tahan untuk tidak meninggalkan sebuah noktah jejak merah keunguan disana.

Sebuah erangan lolos begitu saja dari celah bibir ranum Minji yang nampak begitu bengkak, akibat cumbuan brutal yang sang pria berikan.

"J-Jungkookh-ah! Oh yesh, Jungkookh sshh.." Minji menengadahkan wajahnya, terpejam menikmati manakala merasakan jemari sang pria membelai celah intinya. Menekannya sensual, Jungkook sungguh membawa intuisi angan-angannya mengangkasa. Pria itu pandai mendominasi, pun ia tahu dimana letak titik sensitif sang gadis. Bagi Jungkook, memuaskan Minji bukanlah hal yang sulit. Ia pandai dalam melakukan pergulatan panas ini.

Scandal Of The SeasonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang