aku bertemu wanita malam itu
masih sebaya juga begitu ceria
nyaring tawanya suka menarik telinga
sedikit bikin risih juga resahmalam itu terjadi di dalam rumah Tuhan
dari ajakan umatnya yang lebih tua
untuk kita yang dinamai Mabalepas dari penat suaranya sebelum bulan pamit pada orang-orang
gelap sudah jatuh di halaman rumah Tuhan
wanita itu menarik telinga ku lagi
dengan panggilan sedikit kasar
meminta menamakan nomornya di hp ku
dan "iya" cukup membawanya pergi
bersamaan dengan bulan tadiaku masih bertiga dengan kawan
juga lambung yang menangis dan meminta
segera melahap nasi serta cerita
sebagai lauk pauk agar lebih terasa
bertukar persepsi siapa paling cantik
dari wanita yang ditemui waktu tadisetelah kenyang dari cerita mereka
naluri mengajakku menghubungi wanita itu
sekadar basa-basi seperti perilaku buaya
kuucap salam dan bertanya
sesuai panduan buku bahasa Indonesia
wanita itu membalas singkat tak seperti tingkahnyasemakin dalam aku bermain kata dan tanya
wanita itu menjatuhkan ku dalam lubang rasa
ia tak sekadar menarik telinga lagi
tapi juga hati dengan candanya
apakah ini sebab temu atau kecelakaan hati
aku tak bisa menghindar lalu pergiia menahanku dalam ruang tak tersentuh
memborgol tanganku dengan janji
tak memberi izin pergi sampai takdir yang melepas
hingga bertahun-tahun
dan aku sadar ini sebab temuberjalan pada tahun kedua
ia pergi meninggalkan janji yang terlepas
secangkir air mata diletakkannya
tanpa adukan kata atau pesan manissebelum beranjak ia hanya menatap
lalu mengambil uluran tangan pria lain
meninggalkan bisikan di telinga
"sebab temu ia mengundang pisah"Jember, Februari 2021.

KAMU SEDANG MEMBACA
Sajak Harian
Poetryaku sajak yang kau rangkai di sela putaran waktu aku cerita yang kau hadirkan di setiap peristiwa dan kau pena untuk aku yang tinta di setiap coretanmu