langit pun membisu
ketika paras itu menoleh
dengan senyumnya yang mengalir
mengairi kantong yang lama kering
ia menjabat kekakuan dan
memperbaiki kata-kata yang lama berserakan
perlahan mengusap bingkai yang buram
lalu melukis nama didalamnya
tanpa hiasan tangkai dan kelopak bunga
hanya sekadar nama yang berwarna
untuk dikenal bukan dikenangJember, Maret 2021
KAMU SEDANG MEMBACA
Sajak Harian
Puisiaku sajak yang kau rangkai di sela putaran waktu aku cerita yang kau hadirkan di setiap peristiwa dan kau pena untuk aku yang tinta di setiap coretanmu