Cerita Semesta

30 3 0
                                    

Maret 2020 masih di tetap dalam keadaan seperti bulan kemarin
Cuaca yang tak diharap tiba-tiba berada diatas pijakan manusia
Angin yang tahun lalu kami hirup bebas dan cengkrama para ibu-ibu dipasar yang selalu kami dengar, kini hening
Lalu lalang kendaraan yang tak henti terdengar kini berjangka seperkian detik
Langkah kaki sedikit keras dari biasanya, gesekannya cepat dan terburu
Tak ada sautan anak-anak sekolah, ramainya kantin di kala waktu istirahat
Bahkan lonceng kelas pun diam meratapi sepi disekelilingnya
Di jalan 2 arah terlihat pohon murung tak bergoyang
Dedaunannya perlahan jatuh berantakan
Hanya seekor semut yang masih dibatang pohon, berjalan baris dengan para semut lain
Tak ada yang diangkut untuk hari itu
Pangan sudah habis terangkut kawanan jenis semut berbeda
Tinggal beberapa cadangan yang mungkin tak cukup untuk menunggu seminggu
Diatas tangkai pohon bertengger burung gereja
Memutar leher, menggoyangkan kepala
Melompat ke tangkai lebih tinggi, melakukan hal yang sama
Cuitannya sedikit serak tak sejago waktu dengan kawan bermainnya
Yang terjatuh beberapa hari lalu dari tangkai
Tak ditemukan jejak penyebab
Hanya tinggal bangkai yang dikerumuni sekelompok semut
Mata siburung terlihat sendu, lalu melebarkan sayap, terbang tinggi dan pergi
Pergi meninggalkan cerita di tangkai pohon
Di pinggiran langit, matahari melambai-lambai menyapa semesta
Pergi sementara ke tempat berbeda, mungkin hanya keadaannya yang sama
Sama yang dirasa semut dan burung gereja
Juga pohon yang berdiri diatas guguran daun-daunnya

Sajak HarianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang