Angin dingin terbungkus di tengah malam
Mendatangi orang-orang berselimut sepi yang bersembunyi dibalik kesunyian
Lorong-lorong waktu perlahan meredupkan suasana
Meninggalkan kata-kata yang berceceran di pinggir jalan
Tak ada yang memungut
Pemulung kata sudah tertidur pulas
Tinggal seorang pendosa yang terbaring disudut malam
Diam mengheningkan pikiran
Kadang mendongak memutari pandangan
Tak jelas apa yang dicari
Kadang berkomat-kamit seakan membaca mantra
Atau mungkin berbisik pada langit tentang keadaannya
Sebuah pesan terhadap seseorang yang tak pernah menunggu
Yang datang hanya sekadar menyapa dan merayu
Lalu pergi dengan senyum palsu
Topeng yang selalu sama ia berikan
Menyembunyikan topeng lain untuk simpanan
Tapi sang pendosa tetap terbaring
Menunggu waktu disudut malam
KAMU SEDANG MEMBACA
Sajak Harian
Poetryaku sajak yang kau rangkai di sela putaran waktu aku cerita yang kau hadirkan di setiap peristiwa dan kau pena untuk aku yang tinta di setiap coretanmu