Kau dengar ?
Suara desing peluru melayang dengan kejam
Teriak para penjajah menerobos udara panas
Tangisan anak-anak ketakutan
Orang tua dengan perlawanan memeluk keluarganya
Kau lihat ?
Satu-persatu wajah asing berseragam dengan senjata bermacam-macam
Hanya dengan jarak jauh mereka menghilangkan banyak nyawa
Tertawa dengan derita pribumi di negeri yang kaya
Kau sadar ?
Kami tidak tidur dalam selimut ketakutan
Suara desing peluru yang terdengar
Tangisan anak-anak yang kami saksikan
Nyawa yang telah mereka hilangkan
Bercampur aduk dalam batin yang penuh luka
Tak peduli senjata dan seragam yang mereka kenakan
Fatwa sudah diturunkan untuk para pribumi di seluruh pelosok negeri
Ribuan santri dengan sang kiyai
Berbondong membawa bekal tekad perlawanan
Dengan senjata curian dan bambu runcing yang berlancipkan kemarahan
Kami arahkan senjata setelah terdengar aba-aba
Kepada mereka yang tak berperikemanusiaan
Dorrr !!!
Luka tersayat di seluruh badan
Tertusuk peluru tajam dari kejauhan
Namun sebuah perjuangan dan takbir yang menggelegar
Memukul mundur mereka yang berabad-abad meracuni tanah ini
Kemerdekaan yang kami impikan telah kami genggam
Genggaman penuh erat tersampaikan pada pemimpin negeri
Proklamasi yang dinanti para pejuang negeri
Hingga kemerdekaan terdengar dengan air mata keharuan
Para pahlawan kemerdekaan dan mereka yang telah berguguran
Juga menyaksikan dalam surga dan kedamaian
![](https://img.wattpad.com/cover/206682967-288-k98460.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Sajak Harian
Poesíaaku sajak yang kau rangkai di sela putaran waktu aku cerita yang kau hadirkan di setiap peristiwa dan kau pena untuk aku yang tinta di setiap coretanmu