Sakura menatap Winwin sebal. Mereka ada di rumah sakit bagian kandungan. Bukan tempat yang Sakura datangi kemarin. Melainkan poliklinik yang didatangi oleh banyak pasangan yang menantikan buah hati dengan senang dan senyuman semangat. Mereka sedang menunggu antrian yang untungnya tidak perlu membuat janji dulu dengan dokter yang ingin Sakura temui.
"Senpai tunggu diluar aja." Putus Sakura terdengar tak mau dibantah.
"Ikut masuk." Balas Winwin yan juga tak mau dibantah.
Yah dari tadi emang Sakura dan Winwin itu meributkan soal Winwin yang mau ikut masuk ruang pemeriksaan tapi ditentang Sakura. Pikir Sakura mau ngapain coba Winwin ikut masuk sana. Yang diperiksa Sakura, buat apa Winwin masuk coba.
"Mau ngapain sih. Yang diperiksa itu aku."
"Ya mau masuk aja."
"Mau lihat perut aku yaa." Mata Sakura menyipit, "Hentai.*"
Padahal aslinya Sakura melarang Winwin masuk karna malu, nanti kan perutnya diperiksa terus bajunya diangkat biar perutnya kelihatan. Terus kalau Winwin lihat bentuk perutnya yang aneh gimana.
"Yaah... coba lihat siapa yang bilang hentai ke siapa. Coba buka itu kamera depan dihape." Winwin mendengus.
Sakura merengut dibilang begitu.
"Gak usah ikut masuk. Titik."
"Masuk. Titik."
"Gak. Lagian Senpai tuh gak ada urusan ya didalam."
"Ada. Kalau gak ada aku, kamu gak bisa periksa kesini sekarang." Kata Winwin dengan kedua tangan yang bersidekap.
Kenapa Winwin jadi makin jago ngeles ya.
"Bisa aja. Yah kan kalo waktu itu gak jadi sama Senpai terus jadinya sama yang--"
"Antrian nomor sebelas Nyonya Sakura Park."
Nah. Saking fokusnya perdebatan tadi, mereka sampai tak sadar kalau sudah bagian mereka. Perawat disana pun sampai menyebutkan lagi nomor antrian.
"Ndee..." Sahut Sakura yang lebih dulu sadar dengan nomor antrian.
Sakura berdiri diikuti Winwin. Berjalan sesuai arahan perawat tadi. Sampai depan pintu Sakura berhenti untuk menyetop Winwin.
"Gak usah masuk."
Winwin mengangkat dagu dengan tangan bersidekap didada menggelengkan kepala menolak.
"Juseonghamnida tapi silahkan segera masuk kedalam. Antriannya masih panjang."
Tegur salah satu perawat disana.
"Iya maaf sus, saya saja kan yang masuk. Saya yang mau diperiksa."
"Suaminya juga boleh masuk---"
"Juseonghamnida tapi dia buk--"
"Iya sus. Kami akan segera masuk. Kajja..."
Winwin merangkul Sakura untuk masuk melewati pintu tadi. Didalamnya sudah ada dokter yang tersenyum ramah melihat Sakura. Menyapanya dan mempersilahkan Sakura duduk. Rangkulan Winwin dilepas oleh Sakura.
"Sudah berapa minggu ya. Atau satu bulan mungkin dari terakhir. Jadi kalian memutuskan untuk membesarkannya ya.."
Sakura dan Winwin saling lirik tak mengiyakan atau menyanggah pernyataan itu.
"Sudah cek lagi sebelum ini ?"
"Belum Dok."
"Loh. Jadi ini baru periksa lagi ya ? Kalau begitu silahkan berbaring."
KAMU SEDANG MEMBACA
Curious
FanfictionDari sebuah rasa bosan kemudian penasaran yang menghasilkan....