Affection

105 20 4
                                    


"Ice blend coffee satu. Ice blend strawberry satu. Oi."

Winwin menggelengkan kepala tersadar dari lamunannya dan melihat Yuta yang sudah berdiri di depan meja kasir. Yuta kembali mengulang pesanannya. Winwin melirik sekilas perempuan yang sudah duduk dan sibuk menata laptop disalah satu meja. Perempuan yang sama dengan yang Yuta ajak kemarin. Winwin melirik ponselnya sesaat sebelum membuat pesanan Yuta, melihat teman satu shiftnya tak ada disana. Mungkin sedang ke belakang.

"Kalau mau telpon ya telpon aja."

"Siapa ?"

"Sakura."

Winwin diam. Apa sebegitu terlihatnya ya dia gelisah ingin menelpon atau tidak. Kembali ia meracik pesanan Yuta.

"Kalian lagi berantem ya ?"

"Gak."

"Kalau cewek bilang jangan telpon berarti minta ditelpon."

"Siapa yang bilang gitu ? Hyung sok tau."

"Denger ya, cewek itu suka lain apa yang dimulut sama hati. Kata lainnya sih gengsi. Kau jangan ikut-ikutan kayak cewek lah galau gara-gara gengsi."

"Siapa yang galau ?"

"Yang gengsi."

Winwin diam. Mulut Yuta yang terlalu santai itu memang terkadang tajam dan tepat sasaran. Ia menyelesaikan pesanan Yuta lalu memberikannya pada Yuta

"Satu Ice Bland Coffee dan satu strawberry smoothies." Ucap Winwin mengulangi nama pesanan Yuta.

"Eh, kalo Sakura kesini berani ngajak ngomong duluan gak ?"

"Mana mungkin dia kesini. Mana tau juga aku part-time disini."

"Kalo aku yang ajak. Dateng dong."

"Penting amat emang ajakan Hyung."

"Pokoknya kalo dateng, ajak ngomong duluan ya." Kata Yuta sebelum berjalan ke arah bangku dimana perempuan kemarin menunggunya.

Winwin menggeleng-gelengkan kepala tak janji juga tak percaya dengan bualan Yuta. Mau alasan apa juga Yuta bilang Sakura mau kesini. Lagian kalau Winwin mau, dia sudah ngomong sama Sakura semalam. Masalahnya kalau dia ngomong duluan, berarti dia udah ada jawaban untuk pertanyaan yang sebenarnya belum bisa ia jawab dengan pasti sekarang.

Denting bel berbunyi saat pintu cafe terbuka jadi hal yang biasa. Yang tak biasa adalah orang yang melewati pintu itu. Ada dua orang perempuan yang ia kenal. Yang baru saja ia bilang tak mungkin disini. Perempuan itu berjalan ke arah meja Yuta, menyapa perempuan lain yang duduk dulan. Keduanya bergabung disana.

Bisa ia lihat raut wajah Yuta yang seakan bicara 'lihat dia disini kan.' Pada Winwin. Terlihat Yuta yang hendak bangun tapi salah satu dari yang ada menahannya. Beralih menjadi perempuan yang memakai hoodie berwarna hitam yang malah berjalan ke arah Winwin.

Kedua mata mereka bertemu. Terlihat wajah bingung si perempuan yang menghindari mata Winwin.

"M-mau pesan apa ?" Winwin yang bicara duluan.

"Em.. g-green tea latte satu, choco latte satu."

Winwin langsung memproses pesanan Sakura setelah perempuan itu membayar dengan aplikasi diponselnya. Dan ia hanya bisa melihat perempuan itu kembali ke meja setelah mengambil pesanannya. Bergabung kembali dengan Yuta, Yena, dan Chaeyeon.

CuriousTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang