Bab 23

215 11 0
                                    

"Oke berarti yang jadi sekretarisnya Kirana," Keputusan nya untuk datang salah.

"Kirana sini," Eza menepuk tempat yang berada di sisinya.

Mata Kirana berlari mencari keberadaan Dela. Dengan cepat Kirana melompat ke samping sahabatnya. Ia tidak mau duduk di depan.

"Lu disuruh kesana," Kirana menggeleng.

Set.

Seseorang memegang pergelangannya. Mata Kirana menoleh.

"Duduknya didepan, engga denger ya?" Ni orang bener-bener deh.

Dela memperhatikan kedua orang itu. Tanpa persetujuan, Hilmi menarik tangan Kirana. Wanita itu otomatis berdiri.

Ah

Ia mendumel kesal. Kirana terpaksa mengikuti karena osisinya diujung malu. Hilmi membawanya ke barisan depan dan mendudukkannya tepat di samping seseorang. Bahu Kirana menyentuh seseorang. Orang itu menoleh, melirik wanita yang ada disamping.

"Diem-diem sini," kata Hilmi lalu duduk di samping Kirana.

Kirana menoleh ke Kiri.

Deg.

Matanya bertemu dengan mata Adrian. Buru buru ia memperbaiki duduk dan membuang pandangannya.

Ah.. Astaga.

"Drian," panggil Hilmi. Mereka berbicara tepat di muka Kirana. "Kemarin Bu Umi chat gua,"

Kirana memundurkan sedikit wajahnya, supaya kedua lelaki yang berada disampingnya bisa bicara dengan jelas.

"Bilang apa?" Tanya Adrian.

"Lu baca sendiri ni," Hilmi memberikan ponselnya.

Ish.

Kenapa Kirana mesti ada ditengah tengah si? Keberadaan Kirana seperti transparan. Atau Kirana memang tampak goib?

Adrian memberikan benda itu kembali. "Nanti gua yang ngomong," kata Adrian ke Hilmi. Hilmi mengangguk.

Eza melanjutkan pembicaraannya ke forum.

"Eh," Kirana menoleh

"Iya?" wanita itu tampak kaget.

"Tolong ambilin pulpen yang di deket Hilmi itu,"

Adrian menunjuk. Kirana melirik ke arah yang sama. Tangannya terulur untuk mengambil.

Set.

Jari Adrian menyentuh sedikit jari Kirana. Kirana menelan ludah.

"Makasih," Adrian menarik benda itu. Wanita itu mengerjapkan mata beberapa kali.

---

Anggota OSIS yang lain sudah pulang kecuali panitia inti. Kirana masih disana. Masih diposisi yang sama juga. Kedua lelaki itu juga belum bergerak sama sekali.

"Mau kemana?" Tanya kedua lelaki bersamaan saat Kirana beranjak. Mata wanita itu bingung melihat kemana.

Ke Adrian atau Hilmi.

"Ke toilet," matanya ke kiri dan ke kanan. Mereka mengangguk, dengan cepat Kirana berlari.

"Huh," Kirana keluar dari WC, ia berjalan mencuci tangan. Seseorang datang. "Kirana," Mata Kirana mencari.

"Ka Oliv?"

"Kamu ko masih disini?" Kirana menutup keran.

"Iya, masih rapat," jawab Kirana.

"Oh, Kamu panitia inti?"

"Iya," Oliv mencuci tangannya juga.

"Jadi apa?" Raut wajah nya sedikit berubah.

KIRANA (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang