1-Awal

601 30 32
                                    

Malam hari, jam tangan milik seseorang menunjukkan pukul 19.00. Pemilik jam tangan itu berdecak kesal melihat waktu yang ditentukan jam tangannya. "Ck! Aku bisa dihantam sampe di rumah."

Gadis dengan hijab berwarna hitam itu mulai berlari, tas berwarna merah yang ia bawa di pundak pun terguncang-guncang akibat dari lariannya.

Belum sampai di rumah, gadis berhijab hitam itu berhenti. Menatap seseorang dengan jubah hitam yang tepat berada di depannya.

Gadis itu melirik-lirik lingkungan sekitarnya. Sepi. Bagaimana bisa ada orang aneh di hadapannya sembari memakai sebuah jubah berwarna hitam?

"Apa maumu?" Tanya si gadis sembari memperhatikan orang di depannya, jubah hitam anehnya itu menutup sebagian wajahnya.

Orang berjubah itu tersenyum miring. Tidak menjawab pertanyaan dari gadis yang ada di hadapannya.

Gadis itu mengangkat satu alisnya. Tidak mengerti dengan kelakuan orang yang ada di hadapannya sekarang. Ditanya bukannya jawab malah senyum aneh, serem tau.

"Hoi! Mon maap anda kenapa? Jawab! Bukannya senyum aneh gitu!" Seru gadis itu. Emosinya meluap, dia sudah terlambat pulang, malah dicegah ama orang aneh, kayaknya bentar lagi dia bakal wafat di rumahnya.

Sekali lagi, orang dengan jubah hitam itu tidak menjawab.

Merasa kesal, gadis itu melirik-lirik lingkungannya, berharap ada jalan lain untuk pulang kerumahnya. Dirinya benar-benar kesal, disekitarnya tidak ada jalan lain selain gang dengan ujungnya yang terhalang tembok.

Gadis itu menghela nafas. "Permisi, aku harus lewat sebelum ditabok sampai di rumah."

Gadis itu mulai berjalan maju. Baru saja ingin melewati orang dengan jubah hitam itu, dirinya ditahan oleh sebuah lengan yang tertutup kain hitam. Yah, orang dengan jubah hitam itulah yang mencegatnya.

Gadis itu berdecak. "Apa-"

"Diam, dan dengarkan aku baik-baik." Serius? Gadis itu pikir orang ini bisu!

"Ulurkan tanganmu." Ucap orang dengan jubah hitam itu lagi.

Gadis itu mengerutkan keningnya. "U-untuk apa?" Tanyanya gagap, takut jika tiba-tiba orang dengan jubah itu menyerangnya.

"Ulurkan tanganmu." Lagi-lagi dia tidak menjawab pertanyaan dari gadis itu.

Perhalan-lahan dan penuh kewaspadaan, gadis itu mengulurkan tangannya pada orang berjubah itu.

Orang berjubah itu menggapai tangan gadis itu, lalu menaruh sebuah kain diatas telapak tangan gadis itu. Dengan secepat kilat, kain itu ditarik dan tinggallah sebuah benda di atas telapak tangan gadis itu. Bersamaan dengan itu, orang berjubah itu melepaskan genggamannya.

Gadis itu mengangkat satu alisnya, menatap benda yang ada di telapak tangannya sekarang. "Kau tukang sulap-" Ucapan gadis itu terpotong begitu melihat orang berjubah itu menghilang dari hadapannya.

Gadis itu lagi-lagi kesal. "Dasar tukang sulap!" Serunya lalu memperbaiki selempang tas yang ada di pundaknya, berjalan menuju rumahnya.

×××××

Krieett ...

Sebuah deretan pintu dibuka terdengar dari sebuah pintu belakang yang berada di sebuah rumah.

Seseorang mengintip dari celah pintu. "Bagus!" Begitu pintu dibuka lebar, nampaklah seorang gadis berjilbab hitam masuk dan menutup pintu perlahan-lahan.

"Ekhem ... darimana?" Gadis itu tersentak kaget, refleks dia memutar badan dan kepalanya, menatap kearah belakang dimana terdapat seorang wanita paruh baya.

Galaxy TAPOPSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang