7-Ayo, mulai hari ini!

94 21 31
                                    

"Hoaamm ..." Akai membuka lebar-lebar mulutnya, menguap dan memandangi seluruh isi kamarnya. Dirinya baru saja selesai sholat shubuh di masjid.

"Ngantuk?" Tanya Hida yang duduk di samping Akai.

Akai mengangguk. "Mau tidurlah."

"Hei, lupa sama peraturannya?" Tegur Shifa yang sedang melipat alat sholatnya.

Akai mengerutkan keningnya. "Apa?"

"Wajib lari pagi." Ucap Shifa sembari memasukkan alat sholatnya di lemari pribadinya.

Letak kamar seperti ini, kamar pertama ditempati Redav, Yana, Lulu, Bella, Lifa, dan Indah. Kamar kedua ditempati Zahra, Indri, Cinta, Ica, Venthy, dan Rika. Kamar ketiga ditempati Shifa, Hida, Akai, Azka, Hikari, dan Serenity. Kamar keempat ditempati Mei, Kiyo, Assyifa, Melan, Melin dan satu murid. Kamar kelima Milenia, Fura, dan empat murid yang lain.

Untuk laki-laki? Mereka berbeda asrama dengan perempuan.

"Mana kak Hikari dan Seren?" Tanya Azka yang baru datang.

"Kurasa mereka duluan pergi." Jawab Hida sembari memakai kaus kakinya. "Fathi, enggak mau pergi?" Tanya Hida yang melihat Akai masih santai.

"Huufftt ... baik-baik," Akai berdiri dari tempatnya. "Aku enggak mau dihukum."

"Nah, gitu dong!" Hida membuka pintu, Shifa dan Azka yang keluar kamar bersamaan, sedangkan Hida di ambang pintu menunggu Akai.

"Enggak duluan, kak?" Tanya Akai sembari memasang jilbabnya.

Hida menggeleng. "Nunggu kamu, Fathi," Hida menatap pemandangan luar dari ambang pintu. "Padahal sebelumnya berharap."

"Ha?" Akai menyahut tak mengerti.

"Hehe ... sebelum kita kesini, kita semua hanya bisa berharap sebuah keajaiban menemukan kita," Hida menghembuskan nafanya perlahan. "Kini semua itu terjadi, kita bertemu, di tempat ini," Hida beralih manatap Akai. "Maka dari itu, jangan loyo! Udah ketemu juga, masih aja loyo."

Akai menggaruk pipinya yang tidak gatal. "Hehe ... a-aku enggak biasa lari pagi."

Hida tersenyum pada Akai. "Mulai sekarang kita akan terbiasa," Hida menarik tangan Akai. "Ayo, kita mulai hari ini!"

×××××

Redav, gadis yang biasa disebut Emak itu berhenti di sebuah dapur, dapur khusus untuk anak-anak murid memasak.

Krieett ...

Pintu besar dapur itu didorong oleh Redav dengan mudah, membuat dia masuk ke dapur yang besar itu. Keadaan dapur sepi karna hanya sedikit murid yang datang kesana, mungkin yang lain masih lari pagi?

"Hmm ..." Redav mengambil segelas air putih yang ada di atas meja, kebetulan dia ke dapur untuk mengambil air.

"Huuhh ... lapangannya besar sekali-Eh?" Pandangan Redav kini beralih pada sebuah panci berukuran sedang yang berada di atas kompor, dengan api yang menyala.

"Siapa yang masak?" Tanya Redav sembari melihat sekitar dapur, tidak ada orang kecuali dia di sana, murid-murid yang tadi masuk sudah keluar.

"Hmm ..." Redav mencium aroma sup yang dimasak itu. "Ada yang kurang ..." Gumam Redav, kemudian mencari sesuatu di dapur itu.

"Aha!" Redav mengambil macam-macam bahan yang ada di dapur itu. "Ini pasti cukup." Ucap Redav sembari menuangkan bahan-bahan itu kedalam sup, kemudian mengaduknya.

"Nah ... aromanya semakin kuat-"

"Permisi, kau siapa?"

"LAHAULA WALAKUATA!"

Galaxy TAPOPSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang