Special Birthday (5)

77 17 27
                                    

"Taman itu memang paling tenang," Ucap Hikari, mengambil nafas sebanyak-banyaknya. "Sayangnya selalu aja ada PANEL SURYA yang merusak."

Bruk!

"Aduuuhhh ..." Solar merintih kesakitan, memengang pinggangnya yang terasa berdenyut.

Hikari mendekati Solar, tepat di samping pohon besar. "Makanya kalo bukan keturunan monyet jangan asal manjat pohon." Ucap Hikari, menjulurkan tangannya pada Solar.

Solar tersenyum tipis. "Kau juga bisa melawak, yah-"

"Bodoh, kau mengintipku dari jauh karna takut bertemu denganku secara langsung, kan?" Sela Hikari.

Solar terdiam sesaat, kemudian mengangguk pelan. "I-iya ..."

Hikari memutar bola matanya. "Ternyata kau tidak cukup pintar."

"Apa?!"

"Tidak pintar, kekanak-kanakan sekali caramu berpikir." Hikari membalikkan badannya, kembali duduk di kursi taman.

Solar memandang cemberut. "Setidaknya bantu aku berdiri."

"Tadi udah ngulurin tangan, tidak mau dibalas, yang bodoh siapa?" Tanya Hikari.

"Aku-eh maksudku-"

"Ngaku juga." Ucap Hikari, membuang pandangannya kemudian menyeringai.

Solar bangkit, kemudian membersihkan celananya yang terkena tanah. "Jadi tadi kau marah untuk menge-prank ku?"

"Kalau kau sudah tau kenapa tanya lagi?" Hikari menatap wajah Solar. "Buang waktu sekali."

"Hei! Aku hanya memastikan!" Bantah Solar.

"Hm, serah."

Hening sesaat, Solar dan Hikari diam bersama dalam gelapnya malam, entan kenapa tidak ada yang mau membuka mulut.

Solar menghela nafas, dia tidak tahan dengan suasana hening ini. "Hikari-"

"Ini," Potong Hikari menyodorkan sebuah kotak kecil dengan sebuah pita kuning diatasnya. "Untukmu."

"Hadiah?!" Solar menerima kotak itu, dengan perlahan ia membuka tutup kotak itu.

"B-bagaimana?" Tanya Hikari, wajahnya memerah.

Solar terkaku, kemudian mengangkat hadiah yang ia terima dari Hikari, sebuah cupcake dengan sebuah gambar diatasnya. "I-ini kue?"

"Cupcake! Itu aja gak tau!"

"Sama saja, dan ..." Solar menunjuk gambar di atas capcake itu. "Apa itu bohlam lampu?"

"A-apa?! Itu mukamu! Gambarmu!" Hikari menyembunyikan wajahnya. "G-gambarnya jelek, yah? S-soalnya hanya cupcake yang bisa kuberikan jadi hadiah."

"Tidak, cantik ..." Solar beralih pada Hikari, bergumam kecil. "Like you."

"Kau bilang sesuatu?" Tanya Hikari, wajahnya masih merah.

Solar menggeleng cepat. "Tidak, kok! Dan ... gambar ini cantik sekali! Mirip denganku ..."

"Kau bilang tadi seperti bohlam lampu. Khe, ngaku juga kamu bohlam." Ejek Hikari.

Galaxy TAPOPSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang