Special Birthday (3)

59 18 15
                                    

"Alhamdulillah udah jadi." Menyapu keringatnya yang hinggap di wajah, Redav menatap bangga pada 7 kue yang cukup besar di hadapannya.

"Enak enggak, tuh?" Tanya Indah yang baru datang sembari membawa sebuah 2 gelas air.

Redav tersenyum lebar. "Karna Emak baru belajar masak, keknya enggak enak."

"Eh! Jangan bilang begitu, Mak!" Tegur Serenity yang sibuk memasang beberapa lilin pada 6 kue yang berbentuk bundar itu, tentu saja dibantu dengan Hikari.

Redav menggaruk salah satu pipinya. "Ya mangap."

Ceklek ...

"Eh, udah jadi?" Tanya Edo yang baru datang, kedua tangannya memegangi sebuah kardus besar.

"Baru aja jadi." Jawab Fura.

"Btw, itu apa, Do?" Tanya Redav sembari menunjuk kardus yang berada dalam genggaman Edo.

Edo meletakkan kardus itu di lantai. "Cokelat, dari penggemarnya BoEl, katanya hadiah untuk mereka."

"Nah kan, ane lupa mo kasih hadiah apa ama Upan." Balas Indah, menepuk jidatnya pelan.

Redav mengangguk. "Emak juga belum nentuin ... bagusnya apa, yah?"

"Emak mah udah bikin kue," Ucap Serenity, selesai menata lilin. "Kenapa masih mikirin hadiah?" Lanjutnya.

"Masa cuma kue?" Tanya Redav. "Lagian emak tadi enggak sengaja marahin papa GemGem."

"Beliin Skateboard baru buat Upan aja kali, yah?" Tanya Fura, ikut menentukan hadiah yang ingin diberikan.

Indah menggeleng. "Jangan, keknya Taufan udah punya banyak."

"Kalo gitu-"

"YO! WHATSSAPP GUYS?!"

Bletak!

Sebuah panci berwarna merah muda milik Gempa melayang begitu saja saat Redav rfleks terkejut, Azkalah sasarannya.

"Kenapa ane dipukul?" Tanya Azka, memoncongkan bibir dan mengelus kepalanya yang benjol.

"Datang-datang kayak kuntilanak aja." Ucap Redav datar.

Azka berdecak pinggang. "Yang kunti itu kak Azka! Bukan aku!"

Redav memutar bola matanya. "Sama aja kamu kayak si Kunti, dasar kembar."

Azka menampakkam wajah datarnya. "Selalu aja dibilang kembar, btw, dimana barang yang mau dibawa?"

"ZAHRA SIAP BERTUGAS!" Layaknya jin dalam botol, Zahra tiba-tiba muncul dari dalam kardus yang dibawa oleh Edo.

"Aelah pantesan berat!" Gerutu Edo, menjitak kepala Zahra.

Zahra menghindar dengan santai. "Maap kak Edo, aku malas jalan sendiri."

"Hm, cokelatnya rusak kamu yang kusalahkan."

"Bukan barang, tapi kue ultah." Ucap Serenitu tiba-tiba. "Milen mana?"

Azka mengedikkan bahunya. "Sama kak Lian, maybe."

"Wuiihh ... besar amat kuenya, boleh dimakan?" Tanya Zahra, sendok makan yang terbuat dari besi sudah berada dalam genggamannya.

"Enggak, btw Melan, Melin ama Venthy mana?" Tanya Fura.

Azka mengambil salah satu nampan, diatasnya adalah kue yang dimasak oleh Redav. "Ada di luar, Pentin, kak Melan ama kak Melin yang ngawasin sekitar, supaya enggak ketauan BoEl."

"Yap! Dan kita yang bakal bawa kuenya!" Seru Zahra, mengambil salah satu kue yang diletakkan diatas nampan.

"Kuenya ada 7, kalian mau bolak-balik ngambil?" Tanya Hikari.

Galaxy TAPOPSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang