4-Pertemuan(1)

130 24 9
                                    

Azka dan Zahra. Kini kedua orang itu keluar dari sebuah kantin, niatnya yang ingin membeli air dibatalkan.

"Padahal haus banget." Lirih Zahra, dirinya benar-benar butuh air minum.

"Mau bagaimana? Kita enggak punya uang." Timpal Azka, dirinya dan Zahra diusir dari kantin.

Zahra menggembungkan pipinya. "Huh! Pelit amat yang punya kantin! Udah tau ada yang gak mampu beli, malah gak dikasih, diusir pula!"

Sedangkan Azka hanya menghela nafas pasrah, dirinya memang mengaku tidak memiliki uang untuk beli di kantin.

Bruukk ...

"Aduh! Zahra kenapa berhenti?!" Tanya Azka dengan nada kesal, dirinya jatuh ketika bertubrukan dengan Zahra yang tiba- tiba berhenti di depannya. Sedangkan Zahra hanya diam saja mematung.

Azka semakin kesal dengan Zahra. "Zahra-"

"Azka, bukankah itu Boboiboy Thorn?" Tanya Zahra memotong perkataan Azka, jari telunjuknya menunjuk sesuatu yang berada di depannya.

Azka menoleh kearah yang ditunjuk Zahra, entah kenapa dia lupa dengan rasa kekesalannya dengan Zahra. Begitu melihat apa yang ditunjuk Zahra, Azka membelakkan matanya. Husbunya ada di sini!

"K-kenapa Thorn ada di sini?" Tanya Azka tak percaya, rasanya baru beberapa menit yang lalu dia melihat gambar Thorn lewat HP nya, namun kini Azka melihat husbunya dengan mata kepala sendiri. Rasanya seperti mimpi yang menjadi kenyataan.

Zahra menyambar tangan Azka. "Samperin, yuk!"

Azka menggeleng cepat. "J-jangan! Malu, ah!" Tolak Azka, dirinya belum siap bertemu Thorn.

Zahra memutar bola matanya. "Pake malu segala!" Zahra memperbaiki lipatan jilbab dan merapihkan pakaian Azka. "Nah! Ayo!" Seru Zahra sembari menarik Azka menuju Thorn, sedangkan yang ditarik hanya bisa memasang wajah yang sudah merah padam.

"Boboiboy Thorn!" Bukan Zahra maupun Azka yang berteriak, duo polos itu bahkan berhenti sebelum berada di dekat Thorn.

"I-iya? Kenapa panggil Thorn?" Tanya Thorn kikuk pada orang yang perlahan mendekatinya. Azka dan Zahra memperhatikan saja dari jarak yang agak jauh.

Orang yang memanggil Thorn itu kini berada di hadapan si pengguna elemen tumbuhan itu, memandangnya dengan tatapan yang sulit diartikan. "Kamu bukan cosplay, kan?"

"Ha?" Thorn bigung dengan pertanyaan dadakan itu, dirinya saja tidak tau apa itu cosplay.

Orang itu menghela nafas. "Katakan padaku kau hanyalah cosplay!" Orang itu membentak dengan lantang.

Thorn sedikit takut dengan bentakan tadi. "T-Thorn gak tau apa itu cosplay ... t-tolong jangan marahin Thorn ..."

Orang itu sedikit tersentak kaget mendengar jawaban Thorn. "E-enggak, enggak mungkin-"

"Kak Hida!" Orang yang berada di hadapan Thorn itu berbalik, menatap 4 orang yang berteriak memanggil namanya dan berlari kearahnya.

"Huufftt ... k-kak Hida cepat ... banget larinya ..." Sahut salah satu diantara mereka, nafasnya masih tersenggal-senggal.

"B-bagaimana, Kak? C-cosplay?" Tanya 2 orang dengan serempak.

Hida menghela nafas, berusaha mengontrol emosinya. "Tidak, dia asli." Ucap Hida sembari menggeleng.

Salah satu diantara mereka memasang wajah pucat. "Ba-bagaimana ini? Apa kita bisa kembali?"

Hida memasang wajah berpikir. "Pasti bisa-"

"Kak Hida?" Hida menoleh keasal suara, tepatnya duo polos yang sekarang mendekati Hida.

Hida mengerutkan keningnya. "Kalian ... siapa?"

Galaxy TAPOPSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang