9-Kelas

84 16 28
                                    

Niitt ... niitt ...

Sebuah dering alarm berbunyi, bunyinya bergema di kamar sang pemilik alarm, pukul menunjukkan 07.00.

Ctak ...

Bunyi dari alarm itu berhenti ketika sebuah tangan menggapai dan menekan tombol off.

"Ealah, salah setel alarm." Kesal Assyifa yang sudah bangun daritadi. Memutar jarum jamnya agar bisa berbunyi tepat waktu dan benar.

"Udah bangun dari jam 5, alarmnya bunyi jam 7." Kiyo menggeleng-gelengkan kepalanya, heran dengan jam weker yang dipasang Assyifa.

"Hehe ... ya maap." Assyifa meletakkan kembali jam wekernya di sebuah meja kecil di dekat ranjangnya.

"Aku duluan, yah?" Tanya Mei yang sudah siap dengan peralatan sekolah dan seragamnya.

Melin cemberut. "Pergi sama-sama yah, Nek?" Bujuk Melin.

"Ho'oh, sama-sama aja perginya." Melan menambahi.

Mei memutar bola matanya. "Kutunggu kalian semua 5 menit diluar." Ucap Mei mengalah, keluar dari kamar yang ia tempati.

"Siap, Nek Mei!" Seru semuanya.

"Buku sudah, alat tulis sudah, tablet su-"

"Syif, sadar enggak sih anak yang ranjangnya di ujung diam aja dari kemarin." Kiyo memotong perkataan Assyifa, sikunya menyikut lengan Assyifa.

Assyifa mengendikkan bahu. "Enggak nyadar."

"Seriuslah!" Kesal Kiyo.

"Hehe ... iya-iya, tapi ... entahlah, aku juga tidak tau," Assyifa berbalik, menatap anak yang dibicarakan, duduk terdiam di ranjangnya. "Mungkin dia anti sosial?"

"Anti sosial-anti sosial, tapi setidaknya dia harus punya teman, kan?" Tanya Kiyo, berjalan mendekati anak itu. Kebetulan anak itu berada satu ranjang dengan Kiyo, ranjang susun bagian bawah.

"H-hai, boleh kenalan?" Sapa Kiyo ramah, menjulurkan tangannya pada anak itu. Assyifa dan yang lainnya hanya memperhatikan.

Anak itu menoleh patah-patah. "Y-ya?"

Kiyo tersenyum lebar. "Kenalan, boleh?"

Anak itu memandang telapak tangan Kiyo yang terulur, terus memandang tanpa membalas uluran.

'S-suaraku kurang besar, yah?' Tanya Kiyo dalam batin, berpikir positive. "H-hai, boleh kenalan?"

Anak itu berdiri. "E-Elline." Jawabnya. Kemudian berlalu meninggalkan kamar.

"Apa-apaan itu?" Tanya Melin kesal melihat uluran Kiyo diabaikan.

"Sudah, tidak apa-apa, mungkin benar kalau dia anti sosial." Ucap Kiyo, kembali berpikir positive.

Cklek ...

"Syif, Shifa nyariin." Ucap Mei yang baru membuka pintu.

"Eh? O-okay, kita pergi bareng ama Shifa juga, yuk." Ajak Assyifa, mengenakan tas punggungnya dan menarik Kiyo keluar.

"Ekhem, masih belum siap?" Tanya Mei dengan nada menyeramkan, menatap Melan dan Melin.

"B-bentar lagi!" Jawab Melan dan Melin bersamaan, buru-buru memasukkan peralatan sekolahnya dalam tas mereka masing-masing.

Mei memutar bola matanya. "10 detik, kalo tidak kutinggal."

"TIDAK! NEK MEI!"

×××××

"Bangun pagi, nyuci muka, ngecek hp, gitu terus." Bersenandung kecil dan melompat-lompat kesana kemari, itu yang dilakukan Akai saat berangkat ke sekolah bersama yang lain.

Galaxy TAPOPSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang