11-Orang misterius

81 20 17
                                    

Hening. Tepat pada meja yang di duduki oleh anggota Highest, tidak ada yang memulai pembicaraan saat Redav berucap begitu.

"Kenapa kita diam?" Tanya Kiyo, bersandar pada kursi.

"Akh ... e-emak-"

"Sttt ... mau em-aku ambilin cangkul dulu baru bisa berhenti bilang emak?" Tanya Redav, aura gelap menyelubunginya.

"A-ampun ... h-habisnya ... udah kebiasaan manggil emak." Ucap Indah diikuti kekehannya.

"Iya, masa mau manggil Kak Redav, kan gak cocok." Timpal Azka, memasang wajah cemberut.

"Gini aja, kita manggil boleh manggil emak asalkan hanya kita saja yang dengar, pas bicara gini, tapi kalo teriak jangan panggil julukan emak, gimana?" Saran Rika, beralih menatap Redav.

"Okay-okay, boleh manggil emak kalo bicara kek gini." Ucap Redav mengalah.

"Okay, lanjut, apa maksud emak mau keluar dari sini?" Pertanyaan terlontar dari mulut Lulu.

"Disini bahaya, kita harus pulang secepatnya." Ucap Redav, meremas kedua tangannya.

Melan dan Melin saling bertatap muka, kemudian beralih pada Redav. "Bahaya apa, Mak?"

"Boboiboy ... paati ada hubungannya dengan bahaya, kan? Dimana-mana pasti ada pertarungan." Ucap Redav.

Mei menghantam meja, tak terlalu keras. "Bagus, apa yang akan kita lakukan?"

"Emak punya rencana?" Tanya Rika menatap Redav.

"Tentu punya." Jawab Redav.

Ica, Bella dan Shifa bertanya bersamaan. "Apa?"

"Di sekolah ini ... emak rasa ada alat yang bisa membuat kita kembali ke dunia kita." Ucap Redav yakin.

"Kenapa emak bisa yakin?" Tanya Adyana.

Redav terkekeh. "Hehe ... hanya perasaan saja, tapi kita ikuti saja dulu instingku, siapa tau benar kan? Sekolah canggih begini masa enggak ada alat gitunya."

"Huufftt ... mak, sekolah ini besarnya ..." Indri merentangkan tangannya. "Ini! Dan kita sekecil semut! Bagaimana caranya kita mau cari dalam sekolah besar ini?"

"Kerja sama, dong. Sebisa mungkin kalo ada waktu luang, kita cari alat itu." Ucap Redav.

"Waktu luang itu aku pakai, Mak." Sahut Bella.

Redav bingung. "Di pakai untuk?"

Bella menopang dagunya. "Refreshing mata."

Lulu yang punya firasat buruk bertanya. "Maksudnya?"

"Liatin my husband, Halilintar." Ucap Bella enteng.

"Oi! Papa Hali juga punyaku!" Andai Bella berada di depan Adyana, sudah pasti garpu yang dipegang Adyana melayang kearah Bella.

"Ups ... bagi dua ..." Kini Shifa ikut menyahut, menggerakkan kedua tangannya, seolah-olah ada yang ia patahkan.

"Rindu kiko." Ucap Azka, menaruh kepalanya diatas meja.

"Sabar Az, aku juga rindu kiko kok." Ucap Akai mengelus-elus kepala Azka, dilanjut dengan jitakkan.

"Aduh! Enggak salah apa-apa tetap aja di jitak." Gerutu Azka, mengelus-elus kepalanya yang berdenyut.

"Muahaha ... maaf gregetan." Ucap Akai jahil, bengkit dari duduknya dan lari keluar kantin.

"Kak Azka! Tunggu!" Merasa dendam, Azka mengejar Akai.

"Hmm ... mak? Kapan kita jalankan rencana ini?" Tanya Fura penasaran.

"Hari ini."

×××××

Galaxy TAPOPSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang