12-Botol

137 20 38
                                    

"Kakak yakin baik-baik saja?" Berulang kali Serenity tidak henti-hentinya bertanya dengan nada cemas pada Hikari, khawatir.

"Serenity Melody, untuk keseribu kalinya aku bilang aku baik-baik saja." Jawab Hikari, tangannya sibuk menyusun barang-barangnya di lemari.

"Eh? Bukannya kak Seren baru 28 kali bertanya?" Tanya Azka, jari-jarinya terlihat terentang seperti menghitung.

"Buset niat amat hitungnya." Celetuk Akai yang baru saja bersiap untuk tidur, stay di ranjangnya.

Azka terkekeh. "Gabut."

"Udah malem, tidur." Pinta Hida dari arah meja belajar pribadinya.

"Kak Hida sendiri gimana?" Tahya Shifa, menarik kursi dari meja belajarnya dan duduk di dekat Hida.

Hida mengangkat tabletnya, menunjukkan sebuah tulisan di sana. "Aku belajar," Hida meletakkan kembali tabletnya di tempat semula. "Kalian enggak ada kerjaan?"

"Enggak." Jawab Akai dan Azka bersamaan.

"Yaudah tidur." Saran Hida.

"Aku kebiasaan begadang." Ucap Azka.

"Aku biasanya tidur awal, tapi enggak tau kenapa sekarang enggak bisa tidur." Akai turun dari ranjangnya menggunakan tangga, kebetulan ranjangnya berada di tingkat 2.

"Yaudah belajar." Saran Hida lagi, kali ini dia melepaskan headset yang terpasang di kedua telinganya.

Azka memoncongkan bibirnya. "Bosan."

"Ini aku lagi belajar." Ucap Serenity dan Akai bersamaan.

"Seren baca buku, kau Fathi? Belajar darimana? Rebahan dilantai enggak bawa buku." Ucap Hida.

"Ini lagi belajar kak Hida," Akai menatap langit-angit kamar. "Belajar cara mendapatkan hati dia."

"Woi lah, bucin akut." Celetuk Azka.

"Berhenti kejar dia, dianya pasti enggak bakal peka-peka." Sama-sama kang bucin, Shifa melanjutkan kalimat Akai.

"Tapi bagaimana caranya berhenti? Aku udah terlanjur cinta."

"Cari yang lain lah, masih banyak orang di dunia ini yang butuh cintamu."

"Sssstttt! Diam!" Hida menutup kedua telinga, menghembuskan nafas. "Jangan gitu disini napa?"

"Hehe ... maaf, Kak. Gabut." Ucap Akai tersenyum lebar menampakkan giginya.

"Gabut kayak kak Hika aja, tuh," Azka menunjuk Hikari yang sedang rebahan di kasurnya sembari membaca novel. "Diam-diam bae."

"Kalo diam namanya bukan Akai." Balas Akai.

"Kalimatku." Ucap Shifa, menatap Akai datar.

"Kalimat kak Shifa mah yang ini, ekhem, Shiva-Shiv-"

"Cukup, Rizhoma, mau garpu legend melayang di kepalamu?" Tanya Shifa, menatup mulut Akai dengan telapak tangannya.

Akai melepas bekapan Shifa. "Disini mana ada garpu."

"Ada, nanti Martin yang bawain."

"Lah? Kok Mar-"

Brak!

"ITU DIA!" Hida menggebrak meja tak bersalah, kemudian mengangkat jari telunjuknya tinggi-tinggi. "GARPU!"

"Ha?" Semua yang berada dalam kamar kecuali Hida melongo, menatap Hida bingung.

"Kak Hida baik kan?" Bisik Azka pada Akai.

"Alhamdulillah tidak." Balas Akai, membuat Azka menyesal bertanya padanya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 14, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Galaxy TAPOPSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang