BAB 3 : MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK SOSIAL DALAM PANDANGAN ISLAM...

74 3 5
                                    

Jangan lupa VOTE yaa.
Klik ⭐ Okayyyy🤗🤗






Jangan lupa VOTE yaa.
Klik ⭐ Okayyyy🤗🤗

🌹🌹🌹


بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

Alya Azzahra Furqon

1182020024_PAI 5A

BAB 3

MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK SOSIAL DALAM PANDANGAN ISLAM

DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PENDIDIKAN


A. Profil Manusia Menurut Islam

Menurut H.M Quraish Shihab kajian terhadap manusia termasuk terlambat dibandingkan dengan kajian terhadap bidang studi lainnya karena pada mulanya perhatian manusia hanya tertuju pada penyelidikan tentang alam materi. Perhatian dan kajian terhadap manusai mulai muncul seiring dengan lahirnya berbagai macam ilmu terapan yang dibutuhkan oleh manusia, seperti ilmu politik, ilmu ekonomi, ilmu pendidikan dan sebagainya. Kajian terhadap manusia mulai dikaji secara seksama karena hasil kajian terhadap manusia itu dibutuhkan sebgai dasar bagi perumussan berbagai ilmu tersebut. Namun hasil kajian manusai terhadap manusia cenderung ekstrem dan terbatas, sehingga kurang dapat menggambarkan keadaan manusia seutuhnya. Seperti para ahli ilmu sosial yang menyimpulkan bahwa manusia merupakan makhluk sosial, lalu ahli politik yang menyebutkan bahwa manusia adalah makhlul politik (zon politicion), ahli ekonomi yang mengatakan bahwa manusia adalah binatang ekonomi, persepsi mereka tentnag manusia itu sendiri benar namun tidak lengkap. Karena itu dibuat oleh manusia yang juga terbatas sehingga yang terbatas akan menghasilkan yang terbatas pula, dengan kata lain manusia tidak memiliki kemampuan yang cukup untuk menggambarkan manusia seutuhnya.

H.M. Quraish Shihab menjelaskan tentang kesukaran yang dihadapi manusia untuk mengetahui hakikat dirinya sendiri. Manusia yang terbatas hanya dapat menghasilkan infromasi yang lengkap, utuh dan komprehensif harus menggunakan sumber yang berasal dari Yang Maha Esa, Allah Swt. yang menciptakan manusia dan alam semesta. Melalui Al Quran, terdapat 3 kosakata tentang manusia, yaitu al basyar, al insan dan al naas.

1. Al Basyar

Al basyar berarti penampakan sesuatu dengan baik dan indah. Kemudian dari akal kata al basyr muncul basyariyah yang artinya kulit. Nabi Muhammad Saw. Menyatakan dirinya sebagai al basyr sebagaimana tercantum dalam QS. Al Kahfi ayat 110 yang artinya ; Aku adalah basyar (manusia) seperti kamu yang diberi wahyu.

Pertama, al basyar berkaitan dengan asal usul dan proses kejadiannya. Yakni tanah kemudian jadi sperma, ovum, 'alaqah, mudhghah, idzam, lahman dan diberikan roh lalu bernyawa dan hidup. Proses ini dijelaskan dalam QS. Ar Rum ayat 30, QS. Al Hijr ayat 28 dan QS. Al Furqon ayat 54.

Kedua, al basyarberkaitan dengan sifat-sifat dan perbuatan yang pada umumnya dilakukan manusia, yaitu makan, minum, bertemah hingga akhirnya mencapai kematian. Hal ini dijelaskan dalam QS. Al Kahfi ayat 110.

Dengan demikian, melalui kosa kata al basyar dapat diketahui hal-hal yang berkaitan dengan aspek fisik, jasmanim raga serta sifat-sifat dan perbuatan yang pada umumnya dilakukan oleh manusia.

2. Al Insan

Artinya jinak, harmonis dan tampak. Kata al insan selanjtunya digunakan Al Quran untuk menunjuk kepada manusai dengan seluruh totalitasnya, jiwa dan raga yaitu manusia yang berbeda satu dengan lainnya baik dari segi fisik, mental dan kecerdasan. Dalam Al Quran kata al insan diulang sebanyak 65 kali.

Sosiologi Pendidikan Islam : Prof. Dr. H. Abudin Nata, M.ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang