BAB 16 : PENGARUH SITUASI SOSIAL POLITIK, EKONOMI, DAN BUDAYA...

10 0 0
                                    

Jangan lupa VOTE yaa.
Klik ⭐ Okayyyy🤗🤗






Jangan lupa VOTE yaa.
Klik ⭐ Okayyyy🤗🤗

🌹🌹🌹


بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

Alya Azzahra Furqon

1182020024_PAI 5A

BAB 16

PENGARUH SITUASI SOSIAL POLITIK, EKONOMI, DAN BUDAYA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN PENDIDIKAN ISLAM


A. Pengantar

Pertumbuhan dan perkembangan pendidikan Islam sejalan dengan pertumbuhan dan perkembangan Islam titik terdapat hubungan mutual simbiosis antara Islam dan pendidikan. Di dalam ajaran Islam perumusan berbagai komponen pendidikan: visi misi, tujuan, kurikulum proses belajar mengajar, sarana prasarana, pembiayaan hingga evaluasi titik Islam memberikan dasar-dasar prinsip dan acuan bagi perumusan konsep pendidikan sehingga terjadi perbedaan antara konsep pendidikan Islam dengan konsep pendidikan di luar Islam. pertumbuhan dan perkembangan pendidikan Islam yang demikian pesat dan mengagumkan dunia terjadi sejak zaman Bani Umayyah, Bani Abbasiyah, kerajaan Islam di Spanyol, Mesir, Iran, dan sebagainya. Uraian kali ini akan pendidikan Islam yaitu faktor situasi sosial politik ekonomi budaya dan lainnya yang terdapat di berbagai wilayah dunia Islam.

B. Faktor Sosial-Politik

Sosiologi sebagaimana diketahui adalah ilmu yang mempelajari keadaan masyarakat dengan berbagai aspek yang terdapat didalamnya, serta saling hubungan antara satu dan lainnya, termasuk struktur sosial, pola komunikasi dan interaksi, serta nilai-nilai yang tumbuh dan berkembang di dalamnya. Keadaan ini selanjutnya mempengaruhi keadaan pendidikan, bagaimana keadaan masyarakat Mekah yang terdiri dari kaum pedagang menyebabkan segala sesuatunya selalu diukur dengan Tara Nikmah keuntungan material. Sehingga hal itu menyebabkan bidang pendidikan pengembangan ilmu pengetahuan kurang berkembang. itulah sebabnya dalam sejarah tidak dijumpai adanya tokoh ilmuwan yang berasal dari Arab. karakter pedagang yang umumnya materialistik menyebabkan kurang menghargai nilai-nilai moral dan spiritual, bahkan nilai-nilai moral dan spiritual itu umumnya dimusuhi titik Dengan demikian pendidikan Islam di Mekah yang demikian itu karena secara sosiologis masyarakat Makkah adalah kaum pedagang titik pendidikan Islam di Mekah dilakukan di rumah Ki Arqam yang letaknya di tengah pedalaman perkampungan melewati jalan kecil yang agak menanjak dan sulit ditemukan. Ki Arqom adalah seorang pedagang yang menjadi pengikut Nabi Muhammad dan juga seorang pemberani.

Pendidikan yang diselenggarakan di Mekah ini berbeda dengan pendidikan yang dilaksanakan di Madinah jika masyarakat di Mekah umumnya sebagai pedagang maka masyarakat Madinah umumnya sebagai petani. Berbagai kajian sosiologis, sebagaimana yang dikemukakan Alvin Toffler misalnya mengatakan, bahwa masyarakat agraris memiliki ciri-ciri antara lain: 1) kekuatan ekonomi berbasis pada tanah atau area, 2) kurang menghargai waktu, 3) pola komunikasi berlangsung Face to Face, 4) berorientasi pada masa lalu, dan 5) cenderung banyak menggunakan perasaan atau emosi.

Sikap masyarakat yang demikian itu menyebabkan mereka cenderung mudah untuk sahabat ku rela berkorban dan saling tolong-menolong. Hubungan yang baik antara dua kelompok ini hingga terciptanya piagam Madinah antara masyarakat Mekah dan Madinah hal ini diabadikan dalam Quran surat al-hasyr ayat 9. Dengan kondisi sosial kota Madinah yang demikian maka Nabi Muhammad SAW. Lebih dapat mengembangkan pendidikan di Madinah. Dimulai dengan membangun masjid dan memanfaatkan sebagiannya untuk kegiatan belajar titik tempat inilah dalam sejarah pendidikan disebut sebagai shuffah dan oleh Mustafa Ali Yakub disebut sebagai pesantren pertama dalam Islam. Kondisi sosial selanjutnya mulai berubah dan fluktuatif atau mengalami pancaroba pada masa Khulafaur Rasyidin pada masa kekhalifahan Abu bakar as Siddiq ditandai oleh adanya pemberontakan dan pembangkangan dari sebagian pengikut nabi di antara mereka ada yang mengaku dan menyatakan dirinya sebagai nabi sebagaimana hal yang dilakukan oleh musailamah al-kadzab, dan pula orang-orang yang yang murtad.

Sosiologi Pendidikan Islam : Prof. Dr. H. Abudin Nata, M.ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang