Jangan lupa VOTE yaa. Klik ⭐ Okayyyy🤗🤗 ⭐
⭐
⭐
⭐
⭐
⭐
⭐Jangan lupa VOTE yaa.
Klik ⭐ Okayyyy🤗🤗🌹🌹🌹
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم
Alya Azzahra Furqon
1182020024_PAI 5A
BAB 17
PEMBENTUKAN AKHLAK MULIA BERBASIS
BUDAYA KEAGAMAAN ISLAM
A. Pengantar
Pendidikan telah menjadi perhatian seluruh lapisan masyarakat dari sejak dahulu kala titik bangsa Hindu misalnya mengarahkan pendidikannya pada pembiasaan atau melatih anak didik agar bersikap sabar dan menerima kenyataan yang ada, serta mampu menahan hawa nafsu detik selanjutnya Platto, menginginkan agar pendidikannya dapat membina pribadi yang memiliki kemampuan seimbang dan tidak mengurangi keutamaannya sebagai warga negara yang baik, yaitu berani, adil, selaras dan seimbang dalam hidupnya. sementara itu Thomas aquinas menginginkan agar pendidikan diarahkan pada tercapainya tujuan hidup manusia titik yaitu merealisasikan kebahagiaan dengan cara menanamkan keutamaan akal dan akhlak atau moralitas. John dewey berpendapat bahwa pendidikan itu agar diarahkan pada tumbuhan yang terus-menerus tanpa akhir ke arah apa yang terbaik dan secara praktis tergantung pada kondisi yang ada beserta problem problem yang dihadapi, bagi pencapaian tujuan hidup masa depan yang lebih baik sesuai dengan tujuan hidup individual dan kelompok. Baginya tidak ada tujuan yang statis dalam pendidikan.
Selanjutnya jika bertanya pendapat terhadap pendidikan disatukan akan tampak bahwa pada prinsipnya pendidikan itu harus memiliki arti positif bagi manusia menolong manusia mengangkat harkat martabat serta mutu manusia membina seluruh potensi yang dimilikinya menjadi aktual. Namun demikian, dewasa ini masyarakat sudah dibanjiri oleh nilai-nilai yang bertentangan dengan nilai edukatif pembentukan karakter dan watak mulia seperti ini nilai harmonis;, materialistik kapitalistik dan sekularistik. Sementara itu, pendidikan agama yang disampaikan di kelas secara konvensional cenderung bersifat dogmatis verbalistik normatif dan definisi titik Salah satu cara yang ditawarkan dewasa ini adalah dengan cara menggunakan pendekatan budaya titik yaitu sebuah pendekatan yang mencoba menuangkan ajaran dan nilai-nilai agama dalam bentuk kebudayaan dan perilaku sosial yang membumi.
B. Pendidikan Agama Islam Sebagai Dasar Pendidikan
Pendidikan agama Islam pada umumnya dipahami sebagai mata pelajaran yang terdiri dari bidang Al-Qur'an/Hadits, Aqidah/Akhlak, fiqih dan sejarah kebudayaan Islam ketik seluruh bidang ilmu tersebut pada dasarnya adalah bersumber pada Alquran dan as-sunnah. Dengan demikian bahwa intipay itu sesungguhnya adalah pendidikan tentang keimanan dan ketaqwaan yang transformatif. Berdasarkan petunjuk al-quran dan al-sunnah serta penjelasannya yang diberikan oleh para ulama, bahwa keimanan itu memiliki hubungan dengan berbagai hal sebagai berikut :
1. iman dan ilmu politik Islam mengajarkan sebuah keimanan yang rasional detik yaitu keimanan yang bukan ikut-ikutan, tetapi keimanan yang didasarkan pada argumentasi yang kuat dan didasarkan pada ilmu pengetahuan. Tentang peran ilmu dalam memperkuat keimanan tersebut lebih lanjut dapat dilihat dari adanya berbagai macam ilmu. 1) ilmu agama, 2) ilmu alam, 3) ilmu sosial, 4) ilmu filsafat dan 5) ilmu Irfani yang bersumber dari intuisi atau anugerah langsung dari Tuhan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sosiologi Pendidikan Islam : Prof. Dr. H. Abudin Nata, M.A
Random☆SELESAI☆ Resume Sosiologi Pendidikan Islam. Buku karya Prof. Dr. H. Abudin Nata, M.A. Disusun Oleh : Alya Azzahra Furqon