┈─♡ 𝐈sara 𝐌ao

1.1K 94 57
                                    

I HATE YOU
“ Ku Tegaskan
Membenci Bukan Berati Tidak Mencintai ”
Isara Mao x Reader
by :: flwryst

I HATE YOU“ Ku TegaskanMembenci Bukan Berati Tidak Mencintai ”Isara Mao x Readerby :: flwryst

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


“Ugh—aku membencimu.”

Sebuah kalimat yang dulu kau ucapkan dengan begitu tegas kini seolah olah menjadi penjara besi bagi hatimu. Kamu memandangnya, ya sosok violet yang kini tengah bersandar pada sebuah pohon. Figuran itu tengah sibuk melantunkan tangga nada yang berhasil memikat hatimu.

Setiap kali kamu memandangnya, jantungmu berdetak lebih cepat. Desiran hangat pun menyapu hatimu, meninggalkan jejak kemanisan disela irama detak jantung. Terus memandangi sosok itu memang tidak ada gunanya. Dia—seorang malaikat tanpa sayap yang sudah merebut kepemilikan dari hatimu.

Kamu ingat betul ketika baru pertama kali bertemu. Dirimu yang sedang berjalan jalan terkena lemparan bola basket. Setelah beberapa saat, seorang anak laki laki mendekatimu sembari berkata, “Kau baik baik saja?”

Berkat kejadian itulah kau mengeluarkan kata 'benci' pada dirinya. Kamu masih ingat reaksinya yang hanya memasang senyuman. Dia bilang, “Gomen gomen, tadi aku sedang bermain dengan temanku. Jangan membenciku ya... Ah! Bagimana kalau kau ikut bermain?” dia menggenggam tanganmu. Menarikmu menuju alas mereka untuk melakukan permainan bola basket.

Siapa yang menyangka, kamu yang berkata membencinya kini malah selalu membayangkan serta mengharapkan figuran tersebut ada disebelahmu sembari tersenyum.

Kamu menghela napas, “Haah...” mungkin ini sudah saatnya mengungkapkannya sesuatu yang mengganjal hatimu. Kamu menepuk bahunya, “Hei, ada yang mau ku bicarakan,” ujarmu.

Sosok tersebut menoleh, “Hm? Katakan saja.”

“Begini... Aku—” kamu yang hendak mengatakan sesuatu tersentak ketika tangan sang figur menyentuh kepalamu. “Aku harus pergi.”

“...Apa?”

“Aku harus pergi.”

“Kenapa?”

“Karena sudah takdirnya begitu. Aku tidak bisa lagi ada disini.”

“Iya. Tapi kenapa kau tidak bisa lagi ada disini?”

“Karena... entahlah. Aku hanya tidak bisa ada disini menemanimu lagi. Hahaha,” sosoknya ketika tertawa terlihat sangat menawan. Kamu tahu, kamu sudah jatuh hati padanya. Namun mendengar kenyataan langsung darinya membuat kamu mengurung niat.

Kamu memandang ke arah dimana sang rembulan sedang memancarkan sinaran sucinya di puncak tahta. “Jadi begitu—yah... sudahlah, sukses ya !!”

Tangannya mengacak suraimu, “Yap, terimakasih. Ku harap kau juga sukses,” kelembutan sesaat itu benar benar kamu nikmati sebelum akhirnya dia berdiri.

Kakinya melangkah pergi semakin jauh. Jejaknya merajut kisah diantara rumpunan salju. Sosok tersebut semakin menghilang. Kamu merenggut kesal. Kamu yang sudah memendam perasaan padanya selama beberapa tahun harus kandas karena dirinya pergi.

Dia pergi setelah datang dan mengacak acak hatimu. Dia pergi setelah membuatmu tersenyum setiap malam hanya karena memikirkan dirinya. Dia pergi setelah berhasil membuatmu jatuh hati. Dan dia pergi setelah kamu terjatuh dalam bayang bayang dirinya.

“HEI BODOH ! AKU MEMBENCIMU !” teriakanmu begitu nyaring. Kamu yakin dia bisa mendengarmu. Energimu habis hanya karena menangis kemudian berteriak padanya. Kamu kini hanya bisa memeluk lutut sembari meneteskan satu persatu liquid hangat yang tidak bisa dibendung.

Pertahananmu selama ini hancur. Kamu yang selalu menjaga hatimu kini harus menanggung rasa pedih ditinggalkan. Gumpalan awan hitam seakan berkabung dalam larutan kesedihanmu. Melampiaskan rasa sedihnya dengan guyuran hujan. Sedangkan kau, dengan bodohnya tidak berteduh dan malah membiarkan air hujan menusuk raga serta jiwa.

Disaat pasangan lain sedang berbahagia merayakan hari valentine sembari bercuap coklat satu sama lain. Di hari valentine ini, ditengah gelapnya malam. Ditengah biasan cahaya suci rembulan. Dirimu terduduk lemas dengan linangan air mata.

“Kau tahu? Aku sangat membencimu. Aku membencimu karena aku sangat mencintaimu...”

“Isara Mao.”

***

“Hei, Sarry. Kenapa kau berbohong padanya?”
figuran dengan surai oranye bertanya heran pada sahabatnya. Rasa penasaran yang memenuhi hatinya hanya dijawab senyuman biasa.

“Yah gimana ya, dia dan kita kan berbeda alam. Benar kan, Subaru?”

“Benar juga! Hehe, aku tidak sadar saking lamanya di dunia manusia~”

“Kau menyukai dunia manusia?” figuran dengan manik mata biru alam tersebut menoleh kebelakang. “Ya tentu saja~! Hokke, aku harap aku bisa kesana lagi!”

“Maa, Akehoshi-kun kurasa kita tidak akan kesana lagi. Tugas kita sudah selesai...” dia membenarkan posisi kacamatanya sembari memasang senyuman canggung.

“Eh benarkah...?”

Sosok violet yang bersinar itu menepuk punggung Subaru. “Nah nah, sudahlah! Ayo kita segera berangkat, bisa bisa kita terlambat.”

***

“Sungguh, cahaya violet indah yang kulihat ketika memandangmu kini hanya tinggal kenangan hitam putih tanpa kejelasan. Terimakasih karena pernah datang dan mengacaukan hatiku.”

“Tau apa rumus sakit hati? Senyumanmu ditambah tawamu yang candu.”

                            ┈─♡ 674 words
by :: Cally

𝘃𝗮𝗹𝗲𝗻𝘁𝗶𝗻𝗲 𝗽𝗿𝗼𝗷𝗲𝗰𝘁 ; heartbeat!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang