┈─♡ 𝐓enshouin 𝐄ichi

978 90 60
                                    

KAKAK
" Cinta Juga Penting "
Tenshouin Eichi x Reader
by :: skrtsxnao_

KAKAK" Cinta Juga Penting "Tenshouin Eichi x Readerby :: skrtsxnao_

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Namaku [Fullname]. Umurku 8 tahun. Karena suatu alasan, aku diusir dari rumah sejak dua minggu yang lalu. Kata ayah, kalau ingin jadi anak yang baik harus menurut kepada orangtua. Aku hanya menuruti perintah ibu dan ayah. Aku yakin ibu dan ayah pasti mengusir ku agar aku bisa menjadi anak yang mandiri.

Nyatanya, aku hanya duduk diam melihat rintik-rintik hujan yang berjatuhan. Kardus kardus yang terdapat disini kususun menjadi alas untuk tidur. Tak ada makanan disini. Jangankan makanan, tumbuhan atau hewan saja nyaris tidak ada.

Terkadang melihat hujan yang turun dapat menenangkan diri kita yang gelisah atau resah, itulah kata ibu. Air disekitar mulai naik sedikit demi sedikit. Perlahan namun pasti, banjir akan menerjang tempat ini.

Aku beranjak dari tempat dudukku dan kembali ke kardus tempatku tidur. Meski tidak nyaman, aku harus tetap tidur. Perlahan mataku menutup, memperlihatkan dunia mimpi yang indah disana.

Keesokan harinya, aku merasakan tubuhku terbaring di sebuah tempat yang empuk nan nyaman. Aku membuka mataku. Terlihat ruangan bernuansa putih-kuning yang terlihat rapi nan mewah.

Seorang lelaki bersurai pirang mengintip dari pintu. Dibelakangnya terdapat seorang maid yang membawakan makanan. "Eichi-sama, tolong menyingkir dari pintu sebentar" Ucap maid tersebut. Lelaki pirang itu menatap maid tadi sejenak lalu membuka pintu dan memberi jalan untuk maid tadi.

"Ohayou gozaimasu, [Name]-sama," maid itu tersenyum, lalu menaruh makanan yang dibawa diatas meja disebelah kasur. "Eichi-sama yang meminta saya merawat anda. Semoga anda betah berada di sini" dia mengelus kepalaku dengan lembut. Aku membalas senyumannya dan mengangguk.

Maid tersebut keluar dari ruangan, meninggalkan aku dan seorang lelaki bersurai pirang yang berdiri di depan pintu. Lelaki tersebut berlari kecil kearahku.

Aku menatapnya, lalu tersenyum manis. "Konnichiwa! Watashi wa [Fullname] desu-! Yoroshiku~" Kataku disertai senyuman lebar. Lelaki itu tersenyum, lalu mengusap surai [H/c] ku dengan lembut. "Yoroshiku [Name]-chan. Boku wa Tenshouin Eichi desu" Aah, keluarga Tenshouin, kenapa nama tersebut tidak asing ditelinga?

"[Name]-chan, ayo makan makananmu." Perintah Eichi. Sebenarnya aku masih ragu dengan makanan itu. Ini pertama kalinya aku makan makanan mewah. "Kenapa [Name]-chan? Kau tidak suka makananmu?" Nada bicara Eichi merendah, tatapannya terlihat sedih. "A-ah, b-bukan begitu Eichi-san" Aku segera mengambil makanan tersebut dan melahapnya hingga habis tak bersisa.

"[Name]-chan, karena kau baru pertama kali disini, ayo kita keliling rumah" Ajak Eichi. Aku mengiyakan omongannya dan segera beranjak dari kasur. "Tapi sebelum itu," Eichi berjalan menuju lemari baju dan mengambil sebuah dress yang simple. "tentu saja kau harus mengubah penampilan mu" lanjutnya sembari memberikan dress tersebut padaku.

Aku mendorong Eichi keluar dari ruangan. Eichi yang terdorong hanya tertawa kecil. Setelah Eichi berada diluar kamar, aku segera mengganti pakaianku dan berkaca. Saat keluar dari ruangan, Eichi berkata kalau dress tersebut sangat cocok untukku.

Eichi mengenalkan seisi rumah padaku. Aku masih tidak percaya bisa tinggal di rumah semewah dan sebesar ini. Tempat terakhir yang Eichi perlihatkan adalah taman belakang. Taman belakang dipenuhi oleh pepohonan dan bunga. Terdapat air mancur ditengah-tengah taman. Lalu dibawah pohon terdapat beberapa bangku.

Eichi menarikku ke sebuah tempat yang jarang diketahui oleh orang. Bahkan hanya beberapa anggota keluarga Tenshouin yang mengetahui tempat ini.

"Nah [Name]-chan, selamat datang di tempat rahasia milikku." Aku melihat sekeliling, tempat ini dikelilingi oleh pepohonan lebat. Makanya hanya sedikit yang tahu. Eichi tersenyum, "Disini tempatku berlatih bernyanyi dan menari." He? Bernyanyi? Menari? "Etto, Eichi-san," Eichi menoleh. "Bolehkah anda menyanyikan satu lagu?"

Eichi tersenyum lalu mengangguk. Lirik demi lirik dilantunkannya dengan indah. Aura Eichi yang elegan membuatku terpaku dengan gerakan dan suaranya. Itulah kejadian disini pada 7 tahun yang lalu.

Waktu menunjukkan pukul 05.30. Aku mengambil tas ranselku dan berpamitan kepada seisi rumah. Karena disini wilayah para elite, jarang ada pengamen dan angkutan umum di sekitar sini. Jadi ya, harus jalan kaki untuk kesekolah.

Beda dengan Eichi. Karena penyakitnya yang merepotkan itu, dia harus diantar oleh supir pribadi keluarga Tenshouin. Kenapa margaku masih sama seperti dulu? Karena mengganti marga itu merepotkan. Lagipula aku lebih suka margaku yang sekarang daripada marga Tenshouin.

Aku bersekolah di sekolah biasa. Awalnya, Eichi menawarkan untuk satu sekolah dengannya di Yumenosaki Gakuen, sekolah khusus idol. Tetapi aku menolaknya mentah-mentah. Karena aku sadar tidak ada bakat di bidang musik, aku hanya takut akan menjadi beban disana.

Yaa, begitulah. Mereka semua menerima keputusanku untuk bersekolah di sekolah biasa. Dan tentu saja aku tidak memiliki teman. Padahal setiap hari aku selalu meminta tutor kepada Hibiki-san agar mendapat teman. Tapi saat kupraktekkan tetap saja tidak ada yang mau berteman denganku.

Pada pagi hari ini, semua warga sekolah membahas tentang valentine. Tak sedikit gadis gadis yang bersemangat membahas tentang hal ini sepanjang hari. Sebenarnya aku tak tertarik dengan valentine, tapi karena suatu hal yang tak jelas, aku mulai memikirkan tentang valentine untuk seseorang.

Tanggal 14 Februari. Tidak ada anggota keluarga Tenshouin yang merayakan hari valentine. Mereka lebih mementingkan pekerjaan mereka ketimbang hal tidak penting seperti ini. Terutama Eichi yang merupakan satu-satunya anak keluarga Tenshouin.

Pukul 11 malam, Eichi belum pulang kerumah. Saat kutelpon, dia bilang kalau pulang agak telat karena masih ada pekerjaan OSIS. Aku hanya memakluminya karena jabatan Eichi adalah ketua OSIS. Aku merebahkan tubuhku di kasur dan menatap jam dinding terus menerus.

Aku terus menatap jam dinding tersebut hingga tiba-tiba jam tersebut sedikit bergoyang. Gerakannya seperti mengatakan jangan menatapnya terus menerus seperti itu.

Terdengar suara mobil dari arah gerbang rumah. Aku segera mengambil coklat dan menuju ke depan pintu rumah. Coklatnya kubeli saat perjalanan pulang tadi. Kebetulan tokonya sedang diskon, jadi ya kubeli saja.

Disaat Eichi membuka pintu rumah, kupasang senyum termanisku sembari menyodorkan coklat. "Okaerinasai! dan selamat hari Valentine" ucapku. Eichi terdiam. Dia mengambil coklat dari tanganku dan memakan satu coklat.

Eichi menarikku kedalam dekapan dan mengelus pucuk kepalaku. "Arigatou [Name]-chan. Maaf membuatmu repot karena harus menyambut ku pulang" Aku melepas dekapan Eichi dan menggelengkan kepalaku. "Iie iie, aku tidak kerepotan. Lagipula kan kemauanku sendiri untuk menyambutmu pulang" Balasku.

Eichi tersenyum, lalu mengecup pipiku. Sekilas, aku merasakan kalau jantungku berhenti berdetak sekitar sedetik. Eichi mengantarkanku kekamar dan kembali mengecup keningku. "Oyasumi [Name]-chan" ucapnya.

┈─♡ 997 words
by :: Naomi

𝘃𝗮𝗹𝗲𝗻𝘁𝗶𝗻𝗲 𝗽𝗿𝗼𝗷𝗲𝗰𝘁 ; heartbeat!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang