Putri Kirana Dewi

47 7 1
                                    

"Tanda tanya besar"

"Bar," bisik Zayn yang matanya tidak beralih sedikit pun dari arena Taekwondo, "Do you want to bet with me?"

"Gue pegang Andra," sahut anak laki-laki yang bernama Bara itu cepat.

"Kali ini gue pasti menang," ucap Zayn yakin.

Refleks Bara langsung memamerkan senyum remehnya.

Pertandingan di dalam latihan Taekwondo saat ini berjalan seru dan panjang. Putri mengerahkan semua kemampuannya. Aldy yang mengawasi jalannya pertandingan sedikit ketar-ketir mengingat ini adalah pertandingan pertama Putri selang dua  bulan kepergian Tio. Mata Aldy tak berhenti mengedarkan pandangan berganti arah dari Putri ke Andra.

"YAAAA!" pekik Andra dibarengi dengan sebuah tendangan lagi dan kali ini mengenai tepat di perut Putri. Putri terjatuh dan meringis menahan sakit. Putri memejamkan mata mencoba untuk bertahan. Putri bangkit dan mendekat ke arah Andra, melayangkan serangan tapi berkali-kali serangannya dapat Andra hindari.

BUUUK!

Putri kembali jatuh di tengah matras dan mencoba bangun. Namun pluit terlebih dahulu berbunyi menghentikan pertandingan.

Pelatih mengangkat tangan kanan Andra untuk menandakan kemenangannya.

"What a great performance," ucap Bara yang sudah tahu dia akan memenangkan taruhannya kali ini.

Sedangkan Zayn hanya bisa menunjukkan wajah lesunya ketika dia kalah taruhan.

Suara tepuk tangan masih terdengar dari anak-anak ekskul Taekwondo yang terlihat puas dengan pertandingan yang Putri dan Andra suguhkan di arena. Kemudian Andra dan Putri saling memberikan hormat sebelum kembali ke tempat mereka masing-masing.

"Are you okay?" tanya Andra memastikan sambil menghampiri Putri.

Tanpa menjawab Putri hanya tersenyum sambil mengangguk.

Tiba-tiba saja langkah kaki Putri terhenti sebelum dia bergabung dengan teman-temannya di pinggir arena. Sejenak Putri terkejut ketika mendapati seorang laki-laki yang sedang duduk sendiri di kursi penonton. Laki-laki itu tersenyum ke arah Putri dengan wajah terlihat bangga. Putri mengerjapkan-ngerjapkan matanya. Dadanya berdegup kencang.

"Put!" panggil Aldy hingga membuyarkan lamunan Putri.

"God job," puji Aldy pada bocah sembilan tahun itu.

~ A P O S T R O F ~

Putri terdiam ketika menatap foto keluarga yang menempel di dinding ruang tamu. Di dalam foto itu ada wajahnya bersama Tio, Lisa, Jimie, Nicco, Jessie, Mala dan Nathan. Putri merindukan saat di mana foto itu dulu di ambil.

Tiba-tiba saja Putri sedikit mencium aroma masakan hingga membuat perutnya berbunyi.

"Kakek?" tebak Putri dalam hati sebelum dia mulai berjalan cepat menuju ke arah dapur.

Wajah Putri yang awalnya girang berubah menjadi kecewa karena seseorang yang sedang memasak di dapur bukanlah Jimie melainkan mbok Darmi.

"Kakek nggak di rumah ya mbok?"

"Non Putri ko nggak bilang kalau mau ke sini," ucap mbok Darmi sambil sejenak menoleh ke arah Putri.

"Putri pengen bikin surprise buat kakek, mbok," ungkap Putri setelah dia duduk di kursi mini bar yang langsung menghadap dapur tempat di mana mbok Darmi berada.

"Non Putri sudah makan?"

"Mbok Darmi mau bikin apa?"

"Nasi goreng kesukaan kakek, non."

APOSTROF (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang