Andra Pradinata

16 6 1
                                    

"Bahagia tak selalu harus utuh"

"Mamah denger semalem kakak berantem sama Radit," ucap Jharna. Sementara yang ditanya hanya sibuk memainkan game di handphonenya, "Nggak semua orang harus tau kalau kamu itu jago bela diri, kak."

Jharna sejenak terdiam sambil memperhatikan anaknya yang sibuk bermain game. Jharna pun menghela napasnya, kemudian kembali memanggil Andra sembari mengusap kepalanya pelan.

"Maafin mamah ya."

"Andra bosen denger mamah minta maaf terus," keluh Andra yang masih asik dengan handphonennya.

Jharna adalah orang tua tunggal karena dia sendiri yang meminta agar Dareen menceraikannya. Jherna bercerai bukan karena pengkhianatan melainkan karena percecokan yang tiada akhir.

"Hari ini semua tugas udah dikerjain? Udah nggak ada yang ketinggalankan?"

"Kenapa mamah biarin Geya tinggal sama papah?"

"Karena Geya juga anak papah."

"Emang Geya nggak anak mamah? Andra juga anak papah tapi kenapa Geya yang harus ikut papah," oceh Andra sambil menghentikan kegiatannya bermain game di handphone.

Hal sulit yang harus Jharna alami sebagai ibu tunggal adalah menjelaskan tentang hak asuh anak kepada Andra yang masih di bawah umur. Jharna juga yakin bahwa suatu saat nanti Geya akan mempertanyakan hal yang sama kepada Dareen.

"Kita kan masih bisa ketemu Geya," sahut Jharna yang hanya dibalas tatapan kekesalan oleh Andra.

Tak lama kemudian mobil Jharna tiba di depan gerbang sekolah. Guru-guru sudah terlihat bersiap-siap di luar gerbang untuk menyambut anak-anak yang baru sampai. Sebelum keluar dari mobil, Jharna menyempatkan diri untuk mengecup dan memeluk Andra yang masih terlihat kesal.

"Andra pergi sekolah dulu, mah," pamit Andra sambil melepaskan pelukan Jharna.

"Jangan nakal ya, kak."

"Iya."

Andra segera keluar dari dalam mobil. Beberapa guru yang bertugas di depan gerbang sekolah langsung menyambut hangat Andra yang baru sampai.

Salah satu sekolah negeri yang terletak di Jakarta Selatan menjadi pilihan Jharna untuk menyekolahkan Andra. Di dalam sekolah juga terpampang kemewahan yang disediakan untuk kenyamanan para pelajar. Tak hanya itu, sekolah tempat Andra menimba ilmu juga menyediakan fasilitas yang memadai.

Setibanya di dalam kelas, Andra mulai celingukan mencari Putri hingga bel masuk kelas berbunyi.

"Kenapa, Ndra?" tanya Karin setelah dia mencolek punggung Andra yang duduk didepan bangkunya, "Cari Putri?"

"Hari ini dia nggak masuk?" tanya Andra balik sambil menoleh.

"Sebenernya tadi pagi gue liat dia jalan ke arah gudang," terang Karin dengan suara yang sengaja dia pelankan.

"Ha?!" pekik Andra kaget.

"Mending sekarang lo chat Putri deh" ucap Karin menyarankan, "Kali aja tadi gue salah liat."

Kemudian Andra membuka handphone untuk mengirim chat pada Putri sebelum guru pada jam pelajaran pertama masuk dan memulai pelajaran.

~ A P O S T R O F ~

Suasana kantin sekolah siang itu cukup ramai. Beberapa murid terlihat sedang menikmati makan siangnya. Ada yang sekedar duduk-duduk sambil minum, ada yang sedang membaca buku pelajaran, ada yang berkelompok dan ada pula yang sendirian.

APOSTROF (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang