"Smash him"
Liburan sekolah telah usai, Radit sudah mempersiapkan segala keperluan sekolah. Hari ini adalah hari pertama Radit masuk sekolah di Bina Bangsa International School. Dan di hari yang sama Vino juga menjadi murid baru di sana. Walau pun Radit dan Vino akan menjadi murid baru di Bina Bangsa, tapi sebagian anak-anak di sana sudah mengenal mereka berdua. Bagaimana tidak jika orang tua Radit dan Vino adalah penyumbang dana terbesar di Bina Bangsa. Selain itu orang tua Radit dan Vino juga merupakan salah satu pengusaha ternama di Jakarta.
Bina Bangsa International School adalah sekolah bertaraf internasional. Mulai dari Sekolah Dasar, bahasa pengantarnya adalah bahasa inggris. Sekolah ini adalah impian semua orang tua yang menginginkan anaknya untuk mendapatkan lingkungan dan pendidikan terbaik. Setiap sisi ruangan pun memiliki AC, dengan layar proyektor sebagai pengganti papan tulis. Perpustakaan dengan sistem komputer dan berjuta buku berderet rapi di rak-rak yang besar dan panjang. Setiap anak dipastikan memiliki loker pribadi. Selain itu tempat olah raga di Bina Bangsa International School sebagian besar berada di dalam ruangan.
Kemudian Radit berjalan menuju ke ruang kepala sekolah setibanya di Bina Bangsa International School. Kepala sekolah Bina Bangsa International School juga sudah tidak asing dengan Radit dan beliau langsung memanggil seorang guru yang berperan sebagai wali kelasnya. Wali kelas Radit menuntun Radit menuju ruang kelas yang akan dia tempati untuk menimba ilmu.
"Morning."
"Morning, miss Widi!" sahut murid-murid kompak setelah guru yang menuntun Radit masuk ke dalam kelas bersamanya.
Beberapa anak-anak mulai terlihat berbisik sambil memandang Radit dari kejauhan.
"He's Revan's brother, right?"
"But Revan is more handsome than him," bisik beberapa murid wanita yang sedang bergerombol di salah satu meja sebelum mereka berempat kembali ke tempat duduk masing-masing.
"I will introduce a new student in this class. Please introduce yourself," perintah miss Widi kepada Radit.
"Hi my name is Radit Wijaya," ucap Radit sambil tersenyum manis.
"Hi Radit," sambut beberapa murid wanita yang terlihat tertarik dengan Radit. Sedangkan Radit yang di sapa hanya membalasnya dengan sebuah senyuman.
"Radit, you can sit near Victor."
Sebenarnya sejak tadi mata Radit tidak berhenti melihat ke arah seorang murid wanita yang sedang sibuk membaca buku dan dia sama sekali tidak mempedulikan kehadirannya bersama miss Widi. Merasa diperhatikan, murid wanita itu seketika langsung menoleh tepat ke arah Radit yang hendak berjalan melewatinya hingga mata keduanya saling bertemu. Dan ternyata meja Radit berada tepat di samping meja wanita itu.
~ A P O S T R O F ~
Bara sekarang menjadi pusat perhatian di kelas. Para murid di dalam kelas Bara bahkan rela tidak pergi ke kantin demi menyaksikan tingkah Bara.
"You guys listen to me!" pekik Bara penuh semangat, "Hari ini gue pengen kasih Nintendo Switch untuk siap pun yang berani nonjok Andra!"
Ucapan Bara langsung disambut sorakan membahana oleh seluruh murid bahkan sampai bunyi pukul-pukulan meja juga ikut terdengar riuh.
"Nintendo Switch?!"
"Yes! Really want!"
Bukan tanpa sebab Bara melakukan sayembara. Ini semua karena Andra yang sudah membela Putra dan mempermalukan Bara di depan umum.
KAMU SEDANG MEMBACA
APOSTROF (On Going)
Teen FictionTidak sedikit orang tau jika sebuah "kehilangan" mampu membuat kehidupan seseorang itu berubah 180° dan inilah APOSTROF di mana semua berawal. ⚠🔞⚠ Cerita ini terdapat adegan kekerasan, pembunuhan, kata-kata kasar, penggunaan senjata berapi dan senj...