BAB 2

18 5 0
                                    

"Tempat rahasia gue"

"Putra?" panggil seseorang yang membuat Putra buru-buru menghapus air matanya.

Langkah kakinya semakin dekat dan Putra tidak berani menoleh. Jelas yang memanggilnya itu suara seorang gadis.

"Lo nangis lagi? Doyan banget sih lo nangis," omel Putri heran.

Sedangkan Putra hanya terdiam dan tidak berniat sama sekali untuk menanggapi ledekan Putri.

"Lo bolos? Cuma demi nangis? Cari tempat yang agak enakan kalau lo mau lama-lama nangis," tambah Putri sambil berjongkok di sebelah Putra.

"Pagi tadi aku nggak liat kamu di kelas. Kamu juga bolos?" tembak Putra.

"Gue? Gue abis dari UKS terus gue denger kayak ada suara orang nangis di gudang, makanya gue ke samperin," terang Putri bohong.

"Untung aja gue nemunya makhluk hidup bukan makhluk halus. Bisa nangis kejer kalau ternyata bukan Putra yang nangis," oceh Putri dalam hati.

Putra melirik Putri yang berjongkok tepat di sampingnya.

"Beneran kamu ke UKS?" tanya Putra setelah dia melihat tas ransel Putri.

Putri tidak bisa mengelak lagi dan dia hanya tersenyum nyengir karena ketahuan berbohong.

"Abis jam pertama kelas bahasa inggris. Kan lo tau bahasa inggris gue nggak fluently."

"Oh..."

"Bara yang bikin lo nangis?" tanya Putri yang masih terlihat penasaran.

Putra mengamati ujung sepatunya, lantas mendengus mendengar pertanyaan Putri barusan.

"Bara bakal ngerjain lo terus kalau lo diem kayak gini," ucap Putri menasehati.

"Emang salah aku ke Bara apa?" tanya Putra penasaran sambil kembali menatap Putri, "Apa karena aku nggak mau nyontekin ganknya dia?"

"Lo tanya gue? Terus gue tanya siapa?" tanya Putri balik.

"Lo mau sampai kapan disini terus?" tanya Putri yang mulai terlihat bosan menunggu Putra yang masih termenung, "Stok air mata lo masih banyak?"

"Lo juga ngapain masih disini?"

"Nungguin lo."

"Siapa yang minta?"

"Ck! Ikut gue," ajak Putri tiba-tiba sambil menarik pergelangan tangan Putra.

"Kemana?"

"Udah ikut aja."

Ternyata Putri mengajak Putra ke rooftop. Awalnya Putra bingung dengan tujuan Putri yang mengajaknya ke rooftop karena 15 menit lagi bel masuk akan berbunyi dan mereka harus segera menuju ke kelas untuk mengikuti ulangan Matematika.

"Kita ngapain ke sini?" tanya Putra bingung setelah Putri melepaskan pergelangan tangannya.

Semenjak kematian Tio, Putri selalu menyendiri di rooftop sekolahnya. Selain Putri bisa mendapat udara segar, dia juga bisa melihat pemandangan langit kota Jakarta. Sejenak Putri mendongak ke arah langit, senyum tipis dia sunggingkan sesamar mungkin.

"Ini tempat rahasia gue," ungkap Putri sambil menoleh ke arah Putra, "Lo bisa ke sini kapan pun lo mau."

Putra terdiam melihat gadis berambut sebahu itu. Putri tersenyum kepada Putra. Senyuman Putri saat ini seperti tidak memiliki beban apapun.

TENG! TENG! TENG!

Bel tanda jam pelajaran kelima berdering hingga membuat Putri dan Putra langsung beranjak dari rooftop. Akhirnya mereka berdua memutuskan untuk pergi ke kelas setelah membolos di beberapa mata pelajaran.

APOSTROF (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang