BAB 9

2 1 0
                                    


"Atensi banyak pihak"

Pesta sambutan peresmian produk baru dari salah satu klien perusahaan milik Nicco telah usai, waktu untuk makan malam pun dimulai. Sebagian tamu undangan telah menuju ruang makan, sementara sebagiannya lagi masih berbincang-bincang dengan sesama pengusaha-pengusaha ternama di Jakarta. Di antaranya ada Lisa yang selalu mengawasi gerak-gerik Nicco di sana.

Keluarga besar Irawan memang sedang tidak baik-baik saja, sampai Tio harus meninggal tertembak di sebuah taman. Meski pun Putri berada di TKP dan kesaksian anak kecil yang masih di bawah umur sama sekali tidak dapat dijadikan pegangan hukum. Kemudian kasus meninggalnya Tio dilepas dengan alasan tidak cukup bukti. Pihak polisi juga sudah menyimpulkan kematian Tio hanya sebagai kasus percobaan perampokan tanpa berniat untuk mengusut lebih lanjut siapa pelaku perampokan tersebut.

Sebagai istri, Lisa benar-benar kecewa karena selama ini Tio sudah membohonginya. Suami yang terlihat begitu baik di depannya, dengan kejam telah mengkhianati dan melakukan transaksi ilegal atas nama perusahaan. Beruntung kehancuran yang di buat Tio belum fatal.

Perusahaan milik keluarga Irawan yang hampir collapse itu kembali bangkit dengan bantuan Nicco yang telah berhasil mencari investor yang bersedia memberikan pinjaman. Tidak dapat tinggal diam terhadap masalah yang telah dihadapi oleh perusahaan, maka Jimie sebagai Presiden Direktur langsung mengganti posisi Tio dan mengkosongkan posisinya sebagai wakil Presiden Direktur.

Tahun demi tahun pun Tio lewati dan membuktikan kepada Jimie bahwa dia juga bisa berdiri di atas kakinya sendiri. Ya, Tio akhirnya bisa kembali dengan sesuatu yang luar biasa. Lisa benar-benar telah membantu Tio untuk mewujudkan impiannya untuk membangun perusahaan atas nama mereka berdua dari titik nol.

"Welcome back my sister in law," sambut Nicco sambil tersenyum memandang Lisa yang datang menghampirinya di balkon dengan membawa dua gelas wine.

"Thank you for the welcome," sahut Lisa setelah Nicco menerima segelas wine dari tangannya.

Nicco hanya mengangguk dan tersenyum singkat sebelum dia mulai meneguk habis segelas wine yang ada di tangannya itu.

"Bagaimana rasanya kembali diburu media?" tanya Lisa hingga membuat Nicco kembali mengulas senyum.

"Kurang lebih rasanya seperti bertemu dengan teman lama," sahut Nicco yang masih menikmati pemandangan di malam hari dari balkon rumah milik klien perusahaan sebelum pandangannya beralih ke arah Lisa.

"Bukankah kali ini awak media terlalu cepat untuk menjauhi keluarga Irawan. Mengingat kasus itu pernah membuat semua anggota keluarga Irawan harus menambah penjagaan di sekitar rumah mereka."

"Sepertinya kamu menikmati jika berita soal keluarga besar kita bisa menjadi atensi banyak pihak."

"Karena beberapa media yang tidak mudah tergoda oleh uang mungkin bisa membantu ku untuk memberikan Tio keadilan. "

"Jadi sampai sekarang kamu masih belum bisa menerima keputusan dari pihak kepolisian?"

"Aku hanya tidak habis pikir jika papah bisa mengabaikan keadilan untuk anak sulungnya yang mati terbunuh begitu saja. Dan seharusnya papah bisa memerintahkan anak buahnya untuk menyelidiki lebih lanjut kasus mas Tio. Bukankah itu hal mudah yang bisa papah lakukan."

"Aku tahu, sulit sekali kehilangan seseorang yang kita cintai, tapi aku yakin waktu akan mengobati luka mu dan Putri. Berilah waktu pada dirimu dan semuanya akan kembali pulih," saran Nicco sambil menepuk bahu Lisa.

"I know you are also involved in this case," batin Lisa yang sekarang sedang menatap curiga pada Nicco.

Nicco pun pamit untuk kembali bergabung bersama pengusaha-pengusaha yang sedang asik berbincang dan Lisa sendiri masih berdiri terdiam sambil melihat punggung Nicco yang semakin menjauh.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 15, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

APOSTROF (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang