Junio Vino Bastian

27 7 0
                                    

"Perkelahian yang melekatkan"

"Selamat sore, bu," sapa Valeri sambil menunduk hormat ketika Claire masuk ke dalam ruangan Adrian diikuti Vino dari belakang.

"Tolong sampaikan pada bapak kalau nanti malam ada acara di rumah keluarga Wijaya," pesan Claire yang mulai sibuk membaca beberapa dokumen yang ada di atas meja kerja Adrian.

"Baik, bu," sahut Valeri sebelum dia keluar dari ruangan dan menutup pintu.

Di saat Claire mulai sibuk dengan dokumen yang harus dia bawa, Vino hanya terdiam sambil menoleh ke arah jendela untuk melihat pemandangan ibu kota Jakarta dari lantai dua puluh lima.

"Vero Nareswari Bastian!" pekik Claire ketika dia tidak sengaja melihat cover majalah fashion yang memuat foto wajah cantik anak perempuannya. Claire mencengkeram erat majalah fashion yang sekarang ada di genggamannya dan dibantingnya secara kasar ke atas meja Adrian.

Dengan wajah masih terlihat kesal Claire mengangkat telepon dan menekan nomer ekstensi yang akan menghubungkannya pada sekretaris Adrian. Claire meminta wanita itu untuk masuk ke ruangan Adrian.

"Apa bapak yang memberikan tanda tangan dan ijin untuk ini, Val?" tanya Claire menyelidik sambil menunjukkan majalah fashion yang menjadikan foto Vero sebagai cover.

"Iya, bu," sahut Valeri menganggukan kepala sambil tersenyum takut-takut.

"Apa menurutnya menjadi seorang model membuat saya sebagai ibunya bangga?!" omel Claire sambil membuang majalah fashion itu sedikit kasar ke sembarang tempat.

"Maaf, bu," sela Valeri, "Apakah saya boleh kembali ke ruangan saya."

Tanpa menjawab Claire hanya mengibaskan tangannya seperti mengusir lalat.

Vino mengambil majalah itu ragu. Entah kenapa Vino selalu takjub dengan semua keberanian yang kakaknya miliki sebagai seorang Bastian. Pelan-pelan Vino membuka halaman demi halaman untuk mencari artikel milik Vero. Tepat di halaman 7 Vino langsung disambut oleh tulisan besar warna hitam Berpenghasilan di Usia Muda, Kenapa nggak?

Saat membaca seluruh artikel milik Vero, Vino jadi berpikir, apakah dia bisa sebahagia kakaknya.

~ A P O S T R O F ~

"Anak home schooling buku bacaannya kayak gini?! Rumus Cepat Matematika? Impressive!" serunya sambil mengambil alih buku dari tangan Vino.

"Gue besok ada kuis," ucap Vino sambil merebut buku dari tangan Vero.

"Gue kira lo mau ikut program akselerasi."

Tidak ada obrolan dari beberapa menit yang lalu, Vero mulai sibuk dengan handphonenya sedangkan Vino dengan soal matematika yang sedang dia coba selesaikan sampai pada akhirnya Vero kembali bersuara.

"Ntar malem lo gantiin gue nemenin bokap ya, Vin."

"Nemenin?" ulang Vino bingung sambil menghentikan kegiatannya.

"Jadi ntar malem bokap ada acara makan-makan gitu dirumah om Dion. Kayaknya sih ngrayain ulang tahunnya Revan. Nah. Lo bisa kan gantiin gue?"

"Emang lo mau kemana?"

"Gue ada syuting iklan"

"Sorry, kak. Tapi gue nggak bisa."

"Ko lo gitu sih sama gue."

"Ya pokonya gue nggak bisa."

"Lo takut ketahuan nyokap?"

"Lagian lo tuh kenapa sih. Seneng banget bikin mamah marah."

APOSTROF (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang