"But not now?!"
"Putri?" tegur Putra yang secara tidak sengaja berpapasan dengan Putri. Putri terkejut dan refleks meraih tangan Putra lalu menariknya berlari.
"RUUUN!"
Putra hanya bisa mengikut apa yang Putri perintahkan tanpa mengerti apa yang terjadi.
"Why are we running??" tanya Putra mulai menyelidik sambil terus berlari mengikuti Putri.
"Gue abis ngunciin Bara di gudang," sahut Putri sambil sesekali menoleh ke belakang untuk melihat keadaan. Tiba-tiba saja dari kejauhan, Tom dan Jerry mulai terlihat mengejar dengan jarak kurang lebih dua ratus meter.
Saat sampai di gerbang sekolah, mereka berhenti sejenak.
"Lo udah di jemput?" tanya Putri sambil sesekali menoleh ke arah belakang.
Tanpa menjawab Putra hanya menggeleng. Kemudian Putri mengambil waktu untuk berpikir lalu dengan cepat kembali menggandeng Putra dan berlari.
"What now?!" pekik Putra yang tidak punya kesempatan untuk menolak.
Mereka berlari melewati gerbang utama JIS sebelum keduanya tida di tepi jalan raya, lalu menaiki angkot yang baru saja menurunkan penumpangnya. Putri membuka hoodie miliknya, lalu mengembuskan napas lega. Putri berani membuka hoodie di tempat umum karena di dalam angkot itu memang sedang tidak ada orang selain dirinya dan Putra.
Angkot pun berjalan, ketika disuatu tempat tiba-tiba banyak penumpang yang masuk sampai duduk berdempetan, Putri yang memang tidak suka sempit harus menahan rasa pengap karena dia dan Putra duduk paling belakang.
Putri kembali mengenakan hoodienya karena dia takut akan ada seseorang yang mengenalinya. Bagaimana tidak jika hidupnya masih dihantui dengan berita soal kasus yang menimpa nama besar Jimie dan tak jarang pula nama Putri juga ikut terseret.
"Hacih, hacih.." Putra menggosok-gosok hidungnya karena gatal. Putri yang duduk di depannya tersenyum geli melihat tingkah lucu Putra yang terlihat memang baru pertama kali naik angkot.
"Stop, pak!" pekik Putri setelah dia melihat taman tempat tujuannya terlihat dari jendela angkot. Putra seperti mendatapkan udara segar, dia turun mendahului Putri.
Kemudian Putri memberikan selembar uang 100ribu.
"Nggak ada uang kecil neng?" tanya supir angkot itu.
"Ambil semua aja pak," ucap Putri hingga membuat supir angkot itu langsung terlihat sumringah.
"Beneran, neng?" ulang supir angkot itu memastikan sebelum Putri mengangguk.
"Makasih banyak ya neng," ucap supir angkot itu lagi dan langsung melajukan kembali angkotnya.
"Ngapain ngajakin aku ke sini?" tanya Putra yang sedari tadi menahan rasa penasarannya, "Abis ini aku tuh ada les matematika."
"Di sinikan tempat pertama kali gue liat lo nangis,"
"Emang kenapa kalau nangis?"
"Lo nggak sendirian," ungkap Putri sambil tersenyum simpul dan berjalan lebih jauh ke dalam taman yang ramai.
"Put," panggil Putra yang mulai mengikuti langkah kaki Putri setelah dia terdiam beberapa saat untuk mencerna jawaban Putri barusan.
"Ko kamu tau cara naik angkot?" tanya Putra penasaran.
"Dulu bokap gue pernah ngajakin gue jalan-jalan naik angkot."
"Papah kamu keren ya."
Tanpa menjawab Putri hanya tersenyum dengan raut wajah terlihat bangga.
KAMU SEDANG MEMBACA
APOSTROF (On Going)
Teen FictionTidak sedikit orang tau jika sebuah "kehilangan" mampu membuat kehidupan seseorang itu berubah 180° dan inilah APOSTROF di mana semua berawal. ⚠🔞⚠ Cerita ini terdapat adegan kekerasan, pembunuhan, kata-kata kasar, penggunaan senjata berapi dan senj...