04

329 27 9
                                    

"HEH, ANAK OGEB. KAPAN BALIK LO??!! "

Alana menjauhkan handphone nya dari telinga sambil memejamkan matanya.

"JAWAB WOYY!! "

"NGGAK USAH NGEGAS NJING"

"BODO. KAPAN PULANG LO HAH??!!"

"Seminggu yang lalu. Kenapa? "

"Chacha juga ikut? "

"Ya iyalah. Mana tega gue ninggalin Chacha"

"Btw, lo tau dari mana gue balik? "

"Biasa lah"

"Ck, udah ye. Gue sibuk, bye"

"HEH GUE—"

Tut

Alana hampir saja melempar handphone nya. Pengen banget dia tonjok tu curut satu, asal sebar aja berita dia balik.

Pintu ruangan kemudian diketuk dua kali.

"Masuk!" Teriak Alana sambil memijat pelan kepalanya yang mendadak pusing. 

"Ada apa? " Tanya Alana sambil menyenderkan punggungnya.

"Ada surat dari Nyonya besar, Nona Muda"

Seketika punggung Alana menjadi tegak, matanya menatap tajam sekretaris yang menunduk hormat.

"Buang surat itu"

"Tapi Nona Muda... "

"Sudah saya bilang berhenti memanggil saya dengan sebutan Nona Muda! "

Sekretaris itu kembali menunduk dan menghela nafas. Dia tidak berani melihat tatapan tajam Alana yang setajam silet. Tapi bagaimana pun juga Nyonya yang didepannya adalah seorang Nona Muda di keluarganya.

Dengan berani, sekretaris itu mengangkat kepalanya dan bertatapan langsung dengan tatapan tajam Alana. Dengan sopan meletakkan surat itu di meja Alana.

"Bagaimana pun juga Nyonya besar adalah ibu anda, Nona Muda"

"FELICIA!! "

"Saya permisi" Ucap Felicia sambil menunduk hormat, kemudian keluar dari ruangan Alana.

Alana menatap surat itu dengan datar. Dia tampak tidak memiliki minat untuk sekedar membacanya. Perkataan sekretarisnya kembali terulang di otaknya. Alana mendengus dan membuka surat itu.

Dengan cepat membacanya kemudian menyobeknya.

"Jangan harap gue kembali kesana" Ucapnya sambil menatap marah sifat yang sudah dia sobek - sobek.

Dia kemudian berjalan ke halaman belakang dan membakar sobekan - sobekan kertas itu.

Tanpa dia sadari, ada seseorang yang memantau nya dari jauh.

"Lapor Nyonya besar. Nona Muda membakar surat yang dikirim Nyonya, sekian"

***



"BERHENTI!!" Teriak Freya sambil menatap tajam Jessica.

Jessica tersenyum remeh sambil bertepuk tangan.

"Wah, ternyata ada pahlawan nya guys"

Kemudian Jessica dkk tertawa keras. Siswa - siswa yang sedang di kantin menatap mereka dalam diam. Mereka tidak berani membela atau pun bergerak melindungi Kaila, korban bully Jessica dkk. Hanya Freya yang berani membela Kaila, karena Kaila sudah seperti kakaknya sendiri.

Secret || NJM [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang