Part 1 : Tentang dia

3.7K 314 166
                                    

Kebanyakan manusia lebih menyukai keindahan fatamorgana ketimbang menghadapi realita hidup yang terkadang tak seindah harapan. Karena pada dasarnya tempat yang kau anggap baik itu hanyalah penjara yang tersamarkan.

Tapi, bagaimana jika sebuah penyesalan tersebut semula berbibit pait lalu berbuah manis?

Re-sign 🖋

Haknyeon memandang tumpukan kertas di atas meja kerjanya. Tatapannya terlihat datar, dia benar-benar speechless dengan tugas yang tidak sesuai job desk aslinya.

Baru berjalan dua hari dia menjadi bagian dari staff administrasi, tetapi Haknyeon merasakan stress kini menghampirinya. Job desknya berubah menjadi sangat padat hanya dalam kurun waktu dua hari saja. Sebelumnya dia bekerja sebagai customer service di sebuah perusahaan, di perusahaan tersebut kurang lebih Haknyeon hanya menghabiskan waktunya dengan telephone. Namun, kini ia harus bergelut dengan beberapa kertas-kertas dokumen yang harus diarsip dengan rapi.

"Ju Haknyeon."

Haknyeon berjengit kaget ketika sebuah suara dengan sedikit gertakan kini menghampiri kendang telinganya.

"I-iya pak."

Sepasang mata yang kini tengah menatapnya tajam, pria bersetelan jas yang terlihat tampan namun angkuh. Bahkan tangan lelaki itu tenggelam di dalam saku celananya.

"Saya minta copy-an berkas yang saya kasih tadi."

"Ya?"

"Kamu belum lakukan perintah saya?"

Mampus gue!

Lupa ㅠㅠ

Pasti pak sunwoo ngomel nih.

"Ini saya copy-kan, pak. Sebentar.."

"daritadi kamu bengong gitu ngapain? Kamu anak baru jangan santai-santai dong. Lebih gercep bisa?"

Sabar..

Gue cakep, nggak boleh emosi.

Dia emang boss sinting.

"Kalau sudah bawa ke ruangan saya. Itu urgent." Ucap Sunwoo ketus lalu memasuki ruangannya yang bertuliskan direktur Kim.

Haknyeon mengepalkan tangannya, "ngeselin banget ya lo jadi manusia. Kalau aja bukan boss gue, udah gue geprek!" Gumam Haknyeon menahan kekesalannya.

Haknyeon segera berjalan menuju ke mesin fotocopy, di sana dia rasanya ingin menangis. Baru kali ini dia kerja kantoran rasa romusha.

"Nyeon."

"Hm.."

"Astaga, baru 2 hari muka lo udah sepet banget kayak gitu."

"Itu tuh, boss sableng. Nyuruh-Nyuruh gue mulu. Punya sekretaris buat apa? Buat nemenin dia di ranjang doang apa gimana dah?"

Pemuda yang menjabat sebagai teman kerja Haknyeon itupun hanya dapat tersenyum maklum.

"Gue capek, sumpah. Apa karyawan sebelum gue juga sering di kasih kerjaan bejibun kayak gini?"

"Seinget gue sih enggak. Gue juga heran kenapa pak Sunwoo sering banget ngasih lo kerjaan. Padahal jelas-jelas ada Chanhee sebagai sekretaris dia."

Re-Sign | SunhakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang