Kinta menimpa lip balm-nya dengan olesan lip tint. Selanjutnya, ia pun mengecap-ngecapkan bibir agar cairannya merata. Seusai itu, Kinta melepas roll-an, lalu mulai menata poninya hingga rapi.
Jujur, Kinta masih belum tahu akan diajak ke mana oleh Erkan, tapi outfit yang dipakainya sore ini adalah kemeja panjang warna putih dengan kerut dibagian lengan bawahnya dan dress overall bermotif kotak warna navy.
Hp Kinta tiba-tiba berdering. Mengambilnya, Kinta kemudian menemukan nama 'Erkan' terpampang di sana.
"Halo Erkan?"
Udah siap?
"Udah."
Gue tunggu di bawah.
"Oke."
Kinta memakai tas selempangnya yang senada dengan warna dress-nya, kemudian menghela napas dalam-dalam sembari melihat ke cermin. Kebiasaan, dirinya selalu saja baru merasa gugup di saat-saat mendekati jam temu. Dari pagi, Kinta santai saja dan menikmati hari layaknya tak akan ada kejadian apapun yang akan dilaluinya bersama Erkan.
Kinta bisa!
Setelah meyakinkan diri, gadis itu pun pergi menuruni tangga. Dan sesampainya di bawah, Kinta langsung menemukan Erkan sedang mengobrol dengan bundanya.
"Bunda?" panggil Kinta.
Lena berbalik ke belakang, melihat putrinya yang sudah berpenampilan rapi.
"Inget kata Nai-nai?" tanya Lena.
"Inget Bunda. Kinta gak akan lewat dari jam 9 kok, janji!"
Lena mengangguk percaya dan mengelus pelan kepala Kinta. Sebentar itu terjadi karena Lena segera menoleh lagi pada Erkan.
"Ati-ati ya Erkan, Bunda titip Kinta."
Erkan mengangguk.
Selanjutnya, dua orang itu berjalan keluar rumah. Siapapun yang melihat keduanya mungkin akan menganggap mereka adalah pasangan karena kebetulan kemeja yang Erkan gunakan juga berwarna navy.
KAMU SEDANG MEMBACA
Blackcurrant ✔
Teen Fiction"BERISIK! Lo tau? Lo cuma orang asing yang tiba-tiba ikut campur sama semua masalah gue. Berhenti sekarang juga, gue muak!" *** Bagi seorang Erkano Alatas, hal yang paling ia tak percaya keberadaannya di dunia ini ialah cinta. Dan hal paling mengan...