🍇 49

1.2K 98 44
                                    

Hari H.

Erkan membuka matanya padahal waktu masih dini hari. Ia kemudian mengecek tanggal di hp untuk memastikan sekali lagi.

Hari ini, tepat satu tahun lalu, adalah saat Erkan pergi ke Alun-alun bersama Kinta. Ingat hari apa?

Bingung harus menghadiahi apa, Erkan kemudian mengingat sesuatu.

"Erkan." Kinta memanggil.

"Hm?"

"Kesepakatan waktu itu ... kan kalo Kinta tahan LDKK berarti Erkan beliin Kinta Cici lagi. Kalo Kinta gak tahan berarti Cici-Cici Kinta dilepas. Nah ..."

"Keputusan akhirnya ada di tangan gue." Erkan memotong ucapannya secara tiba-tiba.

"Apa?" tanya Kinta yang ingin tahu.

Erkan kembali menyuapkan bubur untuknya.

"Cuma gue yang tau."

Benar, Erkan sepertinya harus memberi gadis itu seekor kelinci.

Ia kemudian mencari di internet pet shop di dekat hotel.

***

Waktunya sarapan.

Kinta duduk di depan meja panjang. Piringnya yang baru ia isi makanan lantas Kinta simpan di atas meja tersebut.

Belum saja memakan makanannya, seseorang tiba-tiba memegang puncak kepala Kinta dan seketika membuat gadis itu menoleh ke belakang atas.

"Bukan si Genta, Pampam yang ngorok." Orang itu berkata.

"Kan anjir! Gak percayaan lo Yan!" balas Genta.

Jantung Kinta berdebar. Ia bahkan ingin berteriak karena Erkan yang memegang kepalanya, laki-laki itu bahkan duduk di sampingnya sekarang.

"Ehm, pagi," sapa Erkan yang sedikit pilek karena kedinginan pagi ini.

"Pagi, Erkan."

Selanjutnya, mereka mulai makan dan mengobrol dengan circle masing-masing. Masih canggung memang jika mereka berdua seperti Yanfa dan Yasmine yang terang-terangan menunjukkan kedekatan mereka. Namun, bagi Kinta dan Erkan ini cukup, karena setidaknya mereka tetap dekat satu sama lain. Ke arah mana pun mereka berbincang, mereka tahu jika orang yang mereka sayang ada di sisinya. Dan itu yang membuat keduanya bahagia.

"HOMPIMPA SIAPA YANG DAPET CROISSANT TERAKHIR!" Vina kembali mengangetkan sambil segera memajukan tangannya ke tengah.

Gerak cepat, lima teman sekamar Vina pun ikut permainan tersebut.

Hanya Kinta yang menelungkupkan tangannya.

"YEEEEE," sorak Kinta yang dibalas oleh raut kekecewaan dari teman-temannya.

Kinta langsung mengambil kroisan di sana, lalu memakannya.

"Em!" ucap Kinta yang membuat Erkan seketika menoleh.

Kinta memejamkan mata. "Asem."

"Mau coba, Ta," pinta Vina.

Kinta kemudian menyerahkannya.

"Selai blackcurrant ya?" tanya Vina setelah menggigit itu.

"Kayaknya," kata Kinta sambil mengambilnya lagi.

"Erkan mau coba?" tawar Kinta dengan suaranya yang kecil, tapi Vina mendengarnya. Jadi, saat Erkan melirik ke kiri, ia bisa sekaligus melihat Vina dan wajah menyebalkannya yang seolah berkata, "Hayoloh mau ngebucin."

Blackcurrant ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang