🍇 10

3.1K 271 93
                                    

"Tumben lo ngerjain PR. Kemasukan apaan lo, Er?" Genta bertanya.

"Si Erkan kuat, dia yang masukin anjir!" timpal teman sebangkunya Erkan.

Langsung saja Genta tertawa karena merasa ambigu dengan pernyataan itu, tapi Erkan yang risih segera mengumpat seraya menoyor kepala Yanfa. Ia pun berkata, "Gara-gara Kinta."

"Hah?" Genta antusias hingga memajukan tubuhnya di atas meja. "Lo masukin?"

"Gen sekali lagi lo ngomong ngawur, gue hajar," ancam Erkan.

Genta kembali tertawa. "Yanfa mulai duluan njir."

"Bhaksss .... Gara-gara Kinta gimana, Er?" tanya Yanfa.

"Dipaksa ngerjain."

"Untungnya buat dia apaan kalo lo ngerjain?"

"Mana gue tau," jawab Erkan sambil menaikkan bahu.

"Terus lo nurut disuruh ngerjain?"

"Hm."

Yanfa memandang Erkan yang berjalan di depannya dengan curiga. Ia dan kawan-kawan memang mengarahkan langkah ke kantin walaupun tahu beberapa detik lagi bel masuk akan berbunyi, masalahnya tadi mereka malah bermain game di kelas, jadi belum sempat makan sekarang.

Di koridor dekat UKS, mereka bertemu dengan Kinta, Adel, dan Vina. Memerhatikan apa yang Erkan lakukan, Yanfa merasa lelaki itu semakin berubah tiap harinya. Seolah menunjukkan bahwa Erkan yang sekarang bukan lagi Erkan yang ia kenal selama ini.

Erkan memang tak menutupi tentang apa-apa yang Kinta lakukan dengannya, hanya saja Erkan cuma cerita perihal kegiatan mereka tanpa membeberkan apa yang ia rasa saat bersama gadis itu.

Setelah Genta berhasil menangkap ponsel Kinta, tak lama Pampam membenarkan posisi kacamatanya dan menyusul Erkan yang sudah berada di depan. Hingga tinggalah Yanfa dan Genta yang berjalan bersama cukup jauh di belakang mereka.

"Lo curiga si Erkan punya perasaan apa-apa sama Kinta?" tanya Yanfa.

Genta pun menoleh. "Gue dari tadi mikirin anjir, si Erkan ngajak ngomong cewek duluan kayak tadi itu udah masuk ke Keajaiban Dunia. Asli sih, gak mungkin gak ada apa-apa, ye gak?"

"Buat buktiin, gue punya rencana." Yanfa merangkul Genta kemudian berbisik cukup lama. Lalu setelah selesai, ia pun berkata, "... kasih tau Pampam."

"Gileee. Sip lah!" Lelaki berambut curly undercut itu tersenyum. "Sabtu besok?" tanyanya sambil menyimpan kepalan tangan di depan Yanfa.

"Hm," sahutnya sembari menyambut tos kepal itu.

***

Kinta meletakkan dua lengan bawahnya di atas bar, lalu mengetukkan jari dalam beberapa saat. "Nai-nai ..., Kinta mau izin."

"Izin apa Cucu Cantikku?"

"Ikut ... LDKK."

"LDKK?" tanya Lena.

Kinta berbalik badan dan menghadap bundanya yang masih memegang nampan. "Latihan Dasar Kepemimpinan Karate, Bunda. Dilaksanainnya dua hari, Sabtu sama Minggu. Nginepnya di sekolah kok, gak jauh-jauh."

"Siapa aja?" tanya Nai-nai.

"Kinta bukan panitianya, jadi gak tau siapa aja yang ikut."

"Maksudnya, Cucu Cantikku sama siapa aja."

Blackcurrant ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang