04

6.1K 653 30
                                    

Taeyong duduk disisi ranjang, mengusap lembut kening seulgi. Dokter sudah memeriksanya tadi, katanya seulgi hanya kelelahan saja, lagi-lagi dia melupakan fakta bahwa istrinya tidak boleh terlalu lelah, seulgi bisa saja drop dan penyakitnya kambuh, seperti ini.

Pria manis itu berdiri, hendak melangkah keluar untuk mengecek kedua buah hatinya tapi genggaman tangan di lengannya membuatnya berbalik dan kembali pada posisi semula "nuna? Kau baik-baik saja? Ada yg sakit?" Tanyanya panik

Seulgi perlahan membuka matanya dan menggeleng "tidak ada, tapi bisakah kau menemaniku dulu sebentar?" Tanya nya membuat taeyong tak mungkin dapat menolak, ia merebahkan dirinya ke samping seulgi, mengambil tubuh gadis itu untuk ia peluk dengan lengan yg menjadi bantalan kepalanya.


"Katakan padaku kalau kau mulai merasa sakit nuna, jangan sembunyikan dariku begini" taeyong mengusap lembut rambut seulgi.

Wanita itu kembali memejamkan matanya, mendekatkan diri untuk mencari kenyamanan lebih hangat "aku sangat mencintaimu taeyong" bisiknya pelan, taeyong tersenyum lalu mengangguk

"Aku tau, dan kau tetap mencintaiku sekalipun kau tau aku ini hanya pria aneh" taeyong menatap jendela yg terbuka dikamar mereka, melihat pantulan sinar bulan yg masuk.

Seulgi tersenyum "tidak, kau tidak aneh, kau begitu istimewa, kau mempunyai hal yg tidak kumiliki Tae, sejak pertemuan pertama kita, aku sudah jatuh cinta padamu. Kau yg pertama, dan akan jadi yg terakhir untukku"


Taeyong mengulum senyum, jika ia ingat-ingat lagi, saat mereka pertama mengenal seulgi sangat gencar mendekatinya, meskipun saat itu penampilannya jauh dari kata normal, tapi.. seulgi tetap mencintainya bahkan dengan berani, wanita itulah yg melamarnya.

Dimata taeyong, seulgi adalah wanita terkuat yg pernah ia temui "kau juga akan jadi yg terakh--"

Seulgi mendongak, menahan bibir taeyong dengan telunjuknya "kau tau itu tidak mungkin" ia tersenyum lagi, bibirnya terlihat pucat sekalipun ia sudah mengenakan lipstik tadi setelah mandi

Taeyong menghela nafas, menjauhkan jemari seulgi dari bibirnya "jangan katakan hal ini lagi, istirahatlah aku akan melihat anak-anak sebentar" taeyong bangkit, membenarkan letak selimut seulgi dan mengecup keningnya sebelum meninggalkannya dikamar.

"Aku selalu berharap yg terbaik untukmu tae, aku tau kau masih belum bisa mencintaiku sampai sekarang, sejauh apapun kau pergi, tak lama lagi kau akan menemui takdirmu kembali"



•••••••••••••


Jaehyun kembali ke mansion Jung, keadaan masih terdengar bising di ruang tengah, tanpa melihat ia langsung naik ke kamarnya dulu, membersihkan diri sebelum kembali turun dan menghampiri.

"Ah? Jaehyun pulang? Sudah makan malam?" Jaejoong bertanya sambil duduk disamping sang suami yg tengah meminum kopinya, layar tv menyala menampilkan berita yg sedang tayang.

Jaehyun mengangguk, duduk di sofa disamping sang ibu kemudian menyandarkan kepala ke pundaknya

"Kenapa heum? Apa pekerjaan di kantor sangat melelahkan?" Tanya Jaejoong, ia mengusap lembut Surai sang anak, membuat jaehyun menunduk dan memilih berbaring dengan paha Jaejoong sebagai bantalannya.

Jaehyun diam sejenak, lalu menggeleng "bukan pekerjaan yg membuatku lelah, tapi hatiku"

Yunho dan Jaejoong terdiam, pria paruh baya itu meletakkan kopinya diatas meja dan menatap sendu ke arah anak mereka, sudah bertahun-tahun berlalu sejak kepergian taeyong tapi jaehyun masih belum bisa bangkit darinya, bahkan ditahun pertama dan kedua kematian taeyong, jaehyun sangat terpuruk.

Revenge of the Angel ( WJF Season2 ) [ Jaeyong ] (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang