28

6.6K 537 3
                                    

Coba hitung sudah berapa kali taeyong marah pada jaehyun, dan sepertinya kali ini marahnya lebih lama, karna apa? Sudah lebih dari 2 hari berlalu sejak kejadian 'kamar mandi' dan taeyong masih saja mendiaminya, jaehyun jadi pusing bagaimana caranya agar membuat taeyong tidak marah lagi.

"Masih belum berbaikan dengan jaehyun?" Tanya doyoung, pria kelinci itu datang sambil membawa satu nampan penuh dengan dua gelas coklat dingin dan dua kotak makanan cepat saji yg tadi mereka pesan secara online, mood taeyong sedang buruk.

Pria mungil itu mengangguk "biarkan saja, salah siapa tidak mau berhenti, aku jadi tidak bisa berjalan dengan benar dan kau tau?! Aku kesulitan buang air besar!!" Adu taeyong dengan nada yg sedikit merengek membuat doyoung memutar bola matanya dengan malas. Padahal dia juga suka.


"Kasihan jaehyun datang kemari tapi kau usir terus-terus an, bagaimana kalau ada yg menggoda jaehyun diluar sana? Kau mau kehilangan dia?" Ucapan doyoung tak sepenuhnya salah, lagipula siapa juga yg tidak menyukai jaehyun, sudah tampan, mapan pula.


Taeyong yg baru akan melahab makannya jadi tidak bernafsu "sialan! Aku pergi!" Ucapnya kesal membanting sendok nya dan berdiri lalu menyambar kunci mobilnya diatas meja. Membuat doyoung bertanya-tanya mau kemana gerangan sang sahabat sekaligus atasannya itu.


"Mau kemana?"

Taeyong mendengus "membunuh orang yg berani menyentuh jaehyun" ujarnya galak sambil menodongkan pistolnya ke arah doyoung, sialan tiba-tiba sekali untung doyoung tidak punya penyakit jantung.

"Yakk!! Bukan aku bajingan, pergi sana! Jaehyun sudah kembali ke kantornya"

Brakk


Doyoung mengusap-usap dadanya, taeyong benar-benar menakutkan, ia harap jaehyun tidak melakukan hal aneh atau tidak ada seorang pun dalam radius 2 meter dari jaehyun, sudah cukup banyak yg taeyong bunuh sejauh ini.


"Dasar kucing galak"



•••••••••




Jaehyun tengah dilanda kegelisahan, kekasihnya belum juga mau berbaikan dengannya, dan pekerjaannya juga menumpuk di kantor. Memang salahnya sih tidak bisa menahan diri dengan tubuh taeyong, tapi mau bagaimana lagi, ia sudah lama tidak bermain dengan kucing manisnya.


Tok tok tok


"Masuk"


Setelah jaehyun berucap demikian, heejin sang sekretaris masuk membawa sebuah map berwarna coklat, mungkin didalamnya ada pekerjaan lagi untuk jaehyun. "Sajangnim, ini laporan keuangan bulan ini" ujarnya kemudian jaehyun mengangguk.


"Letakkan saja di meja, diatas berkas yg tadi" ujarnya tanpa menoleh, matanya masih fokus pada rentetan kaca disebuah berkas yg ia pegang. Tanpa sadar karna penanya habis, jaehyun yg hendak mengambil pena baru menyenggol cangkir kopinya hingga tumpah dan mengenai celananya.


"Oh shitt!"

Heejin terkejut melihatnya, baru saja akan meletakkan berkas tadi tapi suara jaehyun sudah membuatnya hampir terlonjak, melihat atasannya sibuk mengusap celananya sambil memundurkan kursinya membuat gadis itu berinisiatif mendekat.


Ia mengambil sapu tangan dari sakunya dan membantu jaehyun mengusap bekas cairan hitam pekat itu. "Maaf sajangnim biar saja bantu"


"Tidak usah aku bisa melakukannya sendir--"


Dorrr! Prankk!



Sebuah tembakan baru saja mengenai kaca dibelakang kursi jaehyun, kaca yg mengarah ke luar, pecah begitu saja dan berhamburan jatuh kebawah tertarik oleh gravitasi bumi.


Heejin yg terkejut tidak sengaja menjatuhkan diri dipangkuan jaehyun dan langsung memeluknya dengan erat, dia takut karna suaranya begitu keras bahkan ia bisa merasakan terpaan angin begitu timah panas itu melewati belakang rambutnya tadi.


"Well... Bagus sekali, aku sudah berbaik hati pada kakakmu dan kau malah menusukku dari belakang"


Suara itu, jaehyun langsung mendorong heejin hingga gadis itu agak menjauh, ia melebarkan matanya menatap taeyong yg mengarahkan pistol ke dirinya, heejin. Dengan tatapan tajam dan dingin seperti Choi taeyong yg lama ketika bertugas.


"T-tuan... I-ini salah pa-paham.."

Seringaian taeyong makin terlihat melihat kegugup an dan ketakutan gadis itu, yg benar saja siapapun pasti takut kalau ditodong oleh pistol sungguhan. Satu tembakannya bisa membunuhmu, terlebih sepertinya taeyong menggunakan pistol kesayangannya. Itu lebih berbahaya dari handgun biasa.



"Sayang kau salah paham, kumohon turunkan pistolmu ya? Aku akan menjelaskan sem--"


"DIAM!!"


Jaehyun bungkam, teriakan taeyong sangat keras sampai beberapa orang karyawan lain ikut keluar dari ruangan dan menonton agak jauh, takut kalau dekat-dekat nantinya mereka yg jadi sasaran taeyong, mereka kemari karna melihat jendela lantai atas gedung perusahaan itu pecah.


Baru saja mulut dengan bibir tipis Semerah Cherry itu akan kembali berbicara, ia dikejutkan dengan dering ponselnya sendiri, taeyong mengambil ponselnya dan mengangkat panggilan masuk.

"Ya Hyung? Ada apa?"

"Apa begitu caramu menyapaku hm? Sudah lama aku tidak bertukar kabar denganmu"


"Aku sibuk Hyung, kalau kau tidak ada sesuatu yg penting, aku tutup"


Jaehyun memperhatikan taeyong, curiga dengan siapa si mungil itu bertukar suara, namun ia hanya bisa diam ditempatnya karna tatapan taeyong sama sekali tak teralihkan sekalipun tangan kirinya tengah melakukan panggilan.


"Tunggu! Baiklah aku hanya ingin bilang, jangan lupa datang ke pernikahanku Minggu ini di Hongkong, aku memesankan tiket khusus untukmu dan keluargamu"


Senyum terukir di bibir taeyong kala ia mendapatkan sebuah ide brilian "apa? Kau ingin bertemu di plaza guffy hotel jam 7 malam? Boleh saja, kita mau apa disana hyung?" Tanya taeyong melenceng dari yg dibicarakan sosok didalam telfon, Jackson yg menelponnya. Membuat pria diseberang itu mengernyit bingung.


"Tae? Kau baik-baik saja? Aku mengundangmu kepernikahanku bukan mengajakmu ke hotel"


Mata taeyong menatap ke arah jaehyun yg menggeram hendak melangkah mendekat tapi taeyong mengalihkan pistolnya hingga ke arah jaehyun, lelaki Jung itu berhenti kembali. Hotel, apa maksutnya hotel, pikiran jaehyun terpenuhi dengan hal yg tidak-tidak.


"Eoh! Tentu saja kai hyung, eum! Aku akan kesana malam ini menemuimu, hanya berdua denganmu" taeyong menekankan tiga kalimat terakhir hingga jaehyun benar-benar terbawa emosi dan mendekat, tapi sekali lagi lelaki mungil itu menahannya ia bahkan menembakkan satu peluru lagi mengenai vas bunga dimeja dihadapan jaehyun hingga pecah.


"Jung taeyong! Berhenti main-main dan matikan ponselmu"

"Yak anak nakal! Aku bukan kai, apa kau sedang melantur?" Jackson semakin dibuat bingung.


"Eum!! Bye hyung, aku juga merindukanmu, tunggu aku pasti datang"


Tutttt


Panggilan terputus, taeyong mengantongi lagi ponselnya , ia menatap remeh ke arah jaehyun "ada apa dengan tatapanmu tuan Jung brengsek jaehyun?" Ejeknya dengan nada bicara sangat menyebalkan.


"Hentikan kegilaan ini, dan letakkan pistolmu, kau bisa melukai orang lain Tae" ujar jaehyun dengan tenang, berusaha tenang lebih tepatnya meskipun hatinya sudah terbakar api cemburu. Siapa juga yg tidak cemburu jika kekasihmu bilang akan menemui pria lain, dihotel, DIHOTEL HANYA BERDUA.


"Begitu? Jadi aku ini gila ya? Ya sudah, cari saja pasangan yg waras atau pacari saja heejin, yakan nona manis? Oke bye jaehyun!"

Brakkk!

Dorrr!

"TAEYONG!!"

To be continued~

Revenge of the Angel ( WJF Season2 ) [ Jaeyong ] (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang