23

5.9K 597 3
                                    

Jaehyun terkekeh sambil menggaruk tengkuknya melihat taeyong membantu jeno agar tenang dan tidak tersedak makanannya lagi.

"Maaf ya, Daddy tidak bisa mengontrol ucapan Daddy" katanya pada kedua bocah itu, jeno menatap bingung begitupun dengan Mark, bocah pintar itu memikirkan apa yg sedang terjadi disini?

Tatapan jaehyun yg begitu senang membuat kedua anak itu setidaknya tidak perlu merasa takut padanya "lanjutkan makannya, setelah itu kita berangkat, papa yg akan menjelaskan semuanya pada kalian nanti" jaehyun melirik taeyong dan mau tak mau lelaki itu mengangguk, semalam ia sudah berjanji kalau ia akan membuat anak-anak mengerti, dialah yg melahirkan mereka dan ayah mereka adalah jaehyun.


Mereka makan dengan tenang meskipun pikiran masing-masing orang disana masih berputar-putar tidak jelas kemana arah nya. Hanya dentingan sendok dan garpu yg menjadi musik pengiring sampai mereka selesai makan.

Jaehyun dan kedua anak itu berangkat ke sekolah , meninggalkan taeyong yg sedang mengecek tamu istimewanya di ruang bawah dan di ruangan yg digunakan kemarin untuk mereka bersenang-senang.

"Jadi... Uhm, ahjussi kau itu ayahku?" Tanya jeno memecah keheningan, ia anak yg tidak bisa diam jadi jangan salahkan dia kalau dia tak betah pada kesunyian.

Jaehyun mengangguk, mungkin ia bisa mulai berbicara dengan anak-anak "iya, aku ayah kalian, ayah kandung kalian" ujarnya dengan sebuah senyuman sambil sesekali melirik ke kaca untuk melihat kedua anak kembar di tengah.

"Bagaimana bisa? Kami memiliki dua ayah begitu?" Tanya Mark, ia berpikir tapi tak dapat menemukan jawaban yg benar atas semua kebingungan ini, anggukan jaehyun menjadi jawaban satu lagi.

"Taeyong itu ayah, sekaligus ibu kalian. Kalian masih terlalu kecil untuk menger-"

"Jelaskan!! Tidak apa-apa kami akan mengerti?" Sentakan dari Mark membuat jaehyun hampir terkejut jika saja ia tidak memiliki konsentrasi yg baik mungkin mobilnya bisa oleng.

Jaehyun mengangguk, nada bicara Mark sudah seperti orang dewasa, ada apa dengan anaknya yg satu ini? "Taeyong yg mengandung kalian, dia yg melahirkan kalian bukan mama seulgi seperti yg kalian pikirkan"

Mark mengerutkan kening, otak jeniusnya sedikit mulai paham "tapi ahjussi, kata orang yg hamil itu pasti perempuan, mana mungkin papa bisa hamil" elaknya dengan nada bicara yg memang jaehyun akui benar, meskipun tidak 100% karna nyatanya taeyong memang bisa.

"Taeyong bisa Mark, dia bisa, kalau kalian tidak percaya tanya saja padanya nanti. Atau kau bisa bertanya pada pacarmu, Mae nya seorang yg sama dengan taeyong bukan? Ibunya haechan juga laki-laki"

Mark mendengus "dia bukan pacarku" ia mengalihkan pandangan ke arah jeno yg malah menutup matanya, apa anak ini tidur? Mark mencubit pelan pinggang adik beda beberapa menitnya itu.


"Eoh? Sudah sampai?"

Jaehyun terkekeh melihat kelakuan dua bocah itu, melihat jeno ia jadi benar-benar terpikir kalau si bungsu ini memang benar duplikat dirinya.

"Kalian bicara apa tadi? Nono tidak paham jadi Nono tidur saja" ucapnya sambil mengusap kedua bola matanya, jeno menengok keluar ia melihat mobil sudah berhenti di gedung sekolahnya.

Pintu terbuka, keduanya keluar setelah jaehyun membukakan pintunya, jaehyun berjongkok menyamakan posisi tingginya dengan kedua putranya "aku tidak akan memaksa kalian mengerti, perlahan tapi pasti kalian akan memahami semuanya. Dan aku hanya ingin meminta, terima aku sebagai Daddy kalian, aku sangat mencintai papamu" jaehyun mengusap pipi keduanya, membuat anak-anak itu menatapnya mencari sebuah celah candaan tapi tak ditemukan.

"Jadi kami harus memanggil ahjussi Daddy?" Tanya jeno, jaehyun mengangguk, ia memeluk keduanya dengan erat, ini pertama kalinya ia memeluk darah dagingnya sendiri.

"Daddy?" Panggilan pelan dari Mark membuat dadanya berdesir hebat, ia sangat senang , senang sekali sampai rasanya ia ingin berteriak dengan sangat keras. Andai mereka sedang tidak ditempat ramai.

"Jaehyun?" Ten datang bersama haechan, bocah itu dengan cepat berpindah tempat disamping Mark ketika jaehyun melepaskan pelukannya.

Jaehyun berdiri dan tersenyum tampan "pagi Ten, kau mengantar haechan rupanya" ia menengok ke haechan yg sudah mulai mengusik Mark tapi bocah itu nampak tidak perduli dan masih dengan wajah datarnya.

"Daddy nanti pulang sekolah jemput Nono dan malk Hyung ya?" Jeno menggenggam tangan jaehyun, membuat lelaki itu menunduk dengan anggukan dan senyuman yg belum luntur dari bibirnya.

Ten mengernyit mendengar panggilan jeno "apa yg terjadi? Kau mengantar anak-anak taeyong kesekolah? Lalu mereka memanggilmu Daddy?" Tanyanya bingung, johnny sepertinya belum bercerita apapun soal jaehyun, atau Johnny juga belum tau soal ini?.

Jaehyun menyuruh anak-anak masuk kedalam, setelah nya ia bersandar di pintu mobilnya "semalam taeyong sudah menceritakan semuanya padaku Ten, anak-anak itu, si kembar itu.. mereka putraku, putra kandungku, aku benar-benar ayah mereka" melihat jaehyun yg hampir meneteskan air matanya membuat Ten mencubit pinggangnya.

"Kau menjadi pusat perhatian bodoh jangan menangis disini, aku perlu lebih banyak penjelasan, sepertinya kau juga belum memberitahu Johnny kan?" Tanyanya diangguki oleh si pemilik dimple itu.

Jaehyun membuka pintu mobilnya "kuceritakan saat aku dikantor nanti, aku duluan ya Ten, aku ada meeting" pintu tertutup dan mobil mulai berjalan menjauh, Ten menatap sebentar lalu tersenyum.

"Dia kelihatan senang sekali, syukurlah aku dan Johnny tidak perlu susah payah mendekatkannya dengan taeyong, mereka dekat dengan sendirinya. Hati memang tidak akan bisa menjauh satu sama lain ya"


••••••


Byurrrr


Taeyong menyiram wajah Naeun dengan guyuran air dingin hingga gadis itu tergagap dan hampir tersedak air yg masuk ke hidungnya, ia perlahan membuka matanya.

Kain penutup di mata dan mulutnya sudah dilepas semalam entah pukul berapa sepertinya menjelang pagi ketika ke 4 lelaki yg menggaulinya pergi untuk membersihkan diri dan kembali berjaga seperti permintaan taeyong

Taeyong mendekat, menaikkan salah satu kakinya bertumpu di pinggir ranjang untuk melihat Naeun dari dekat, kacau sekali, bahkan ruangan ini berbau amis dan aneh, membuat penciumannya agak terganggu.

"Bagaimana semalam? Kau menikmatinya?" Tanyanya dengan suara yg lebih mirip seperti sebuah ejekan bagi Naeun, gadis itu menatapnya sinis sebelum mendapatkan tatapan tajam yg membuat nya bergidik ngeri.


"A-apa maumu?! Lepaskan aku! Bajingan kau memang brengsek Lee taeyong, kau menggunakan ku sebagai jal-"

"KAU MEMANG JALANG! Kau menggoda kekasih orang lain dengan tubuh dan wajah jalanmu itu, kau menggoda mingyu padahal kau tau wonwoo adalah kekasihnya"

Naeun menelan ludahnya susah payah, tenggorokannya kering dan masih terasa lengket bekas sperma semalam, tubuhnya benar-benar dipenuhi oleh cairan sialan itu, bahkan laki-laki itu tidak segan keluar didalam dirinya, tak terhitung berapa kali semalam ia merasakan rahimnya begitu penuh.

Ia takut akan hamil.

"Aku akan melepaskanmu kok, tapi beritahu dulu dimana ayah dan adikmu, aku ingin berkenalan, siapa tau aku bisa menjadi ibu barumu atau saudara iparmu?" Tawa taeyong meledak, jika jaehyun disini mungkin laki laki itu akan mengamuk padanya

Naeun memicingkan matanya "tidak akan pernah Sudi!"

"Ya sudah, ucapkan selamat tinggal pada ibumu, byeee aku akan membunuhnya sekarang, darah segar di pagi hari"

"Tidak... T-tunggu!! Baiklah aku akan memberitahumu"

TBC

Revenge of the Angel ( WJF Season2 ) [ Jaeyong ] (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang