Semalaman aku mengurung diriku didalam kamar, keadaanku sangat berantakan, mata sembab, hidung merah, rambut acak-acakan. Dan juga jangan lupakan tisu yang berserakan bekas air mataku.
Aku menoleh ke arah jam weker yang berada di nakas. Sudah jam tiga sore dan sejak kemarin aku belum keluar kamar, belum makan, untungnya di kamarku ada lemari pendingin yang isinya air minum, aku sama sekali tidak bernafsu untuk makan.
Hwang Hyunjin sialan, bisa-bisanya dia berselingkuh dengan teman sekampus ku. Aku benar-benar tidak habis pikir dan aku sangat membenci Hyunjin sekarang.
Aku dan Hyunjin sepasang kekasih dan kami sudah menjalin hubungan selama enam bulan, ya memang cukup singkat karena kemarin aku telah memutuskannya.
Sebenarnya aku tidak ingin menangisi Hyunjin seperti ini, namun aku benar-benar merasa terkhianati. Siapa yang tidak kesal jika pacarmu berselingkuh?
Perutku sedari tadi keroncongan, jujur saja sekarang aku mulai merasa lapar. Dari kemarin mama menyuruhku untuk membuka pintu namun dia sepertinya sudah mengerti keadaanku.
Dengan langkah gontai aku keluar dari kamarku, masih menggunakan piyama motif Spiderman, terlalu malas memakai baju lain.
"Udah ngegalau nya?" Baru saja aku sampai di pantry, sudah mendapat sindiran dari kakakku.
"Gue gak ngegalau ya! Gue nonton drakor!"
Aku membawa sebungkus mie instan kemudian mulai merebusnya.
Tak membutuhkan waktu lama, aku beranjak menuju ke kamarku kembali dengan semangkuk mie instan yang terlihat menggiurkan.
"Heh mau kemana lu?!"
"Kepo banget sih lo" desisku.
Ayolah, aku sangat membenci sifat kepo kak Irene, itu sangat mengganggu.
"Mark diruang keluarga tuh, nungguin lo dari siang. Samperin sono"
Aku mendengus, Mark lagi Mark lagi, dari kemarin pria itu tidak berhenti mengangguku.
Pasti saat ini dia sedang bersorak bahagia karena aku telah putus dengan Hyunjin. Ya, dari awal Mark tidak menyukai aku berhubungan dengan Hyunjin.
Dan sebenarnya aku tau Hyunjin selingkuh juga dari Mark, awalnya aku tidak percaya namun saat itu Mark membawaku ke salah satu club dan aku sempat menolak tapi Mark tetap memaksaku dan disana aku menemukan Hyunjin yang sedang bermain bersama wanita lain. Ugh menjijikan jika mengingat itu.
Haruskah aku berterimakasih pada Mark? Tidak, tidak, pria itu pasti akan kepedean jika aku berterimakasih padanya.
Mark dan aku bersahabat dari sejak kecil, aku bahkan sudah bosan terus-terusan dengannya, tapi disatu sisi juga aku membutuhkan Mark, dia selalu ada setiap aku sedang terpuruk dia juga selalu menghiburku dengan lawakan garing nya.
Kami satu kampus hanya saja beda jurusan. Mark mengambil pariwisata sedangkan aku hukum.
"Woy! Malah ngelamun, tuh sahabat lu udah nunggu" aku tersadar ketika kak Irene berteriak.
"Iya iya" aku pun pergi meninggalkan dapur dengan perasaan kesal, tentunya kesal dengan kak Irene dan juga karena Mark telah menganggu istirahat ku.
Berjalan menuju ruang keluarga, ternyata memang ada Mark yang sedang anteng memakan semangka, sepertinya kak Irene yang memberikannya.
Mark hanya mengenakan kaos putih polos dan juga celana panjang, terlihat santai.
"Mau ngapain?" Tanyaku tanpa basa basi.
Bukannya menjawab Mark malah tertawa keras, aish menyebalkan. Memangnya ada yang lucu? Sudah kubilang Mark itu sangat garing.
"Lo nangis? Nangisin si Hyunjin itu?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Mark Lee as
FanfictionGimana ya kalo misalnya Mark jadi siapa aja nya kamu? 210810 #1 in imagine 210819 #2 in ffnct 210819 #2 in leemark 210824 #1 in nct2018 210825 #1 in nct2020 210825 #7 in nct 210917 #6 in halu 211013 #15 in mark 211017 #4 in marklee