Bad Boy (2)

4.2K 393 53
                                        

"You are my sunshine, my only sunshine. You make me happy when skies are gray"

Aku melantunkan sebuah lagu sembari mengusap perutku yang kini telah membesar, usianya sudah 7 bulan terkadang juga bayiku suka menendang, aku senang saat merasakan tendangannya, itu membuat hatiku bergetar.

"Sehat selalu nak, mama nunggu kamu" ujarku.

Aku merapikan koran-koran yang akan aku jual esok hari, yah setidaknya aku harus bekerja untuk membeli susu ibu hamil.

Jika bertanya dimana Mark? Setelah aku di drop out dari sekolah, dia tidak pernah lagi menampakkan dirinya, aku bahkan sudah mencari Mark kemana-mana tapi aku tidak bisa menemukannya, semua nomor hp ku diblokir olehnya.

Orangtuaku? Bahkan hari itu juga aku diusir oleh keduanya.

Awal-awal aku menjalani hari ke hari dengan sangat sulit, tidak ada uang, tidak ada pekerjaan, bahkan aborsi sempat terlintas di benakku, namun sekali lagi aku sadar, bayi ini sama sekali tidak bersalah, anakku berhak melihat dunia tapi tidak dengan masa lalu ibunya.

Jika kalian bertanya aku tinggal dimana selama ini, aku mengontrak di kontrakan yang letaknya ada disebelah rel kereta api. Meskipun rumahnya terbilang tidak layak tapi setidaknya hanya bilik kecil ini yang bisa aku sewa untuk sekarang.

"Baru pulang nak?" Tanya tetanggaku yang sedang duduk di halaman rumahnya.

"Iya Bu, hari ini yang beli koran sedikit, jadi pulangnya malem"

"Jangan terlalu keras kerjanya ya nak, kamu sedang mengandung"

Aku hanya tersenyum menanggapinya.

—O—

"Koran koran, Bu korannya"

Beberapa orang yang berjalan dipinggir kota itu banyak yang mengabaikan ku. Aku hanya bisa menghela nafas panjang, ini sungguh melelahkan. Belum lagi aku sudah lama tidak melakukan USG, aku ingin melihat anakku, tapi uangnya tidak cukup.

Aku melihat ada anak beberapa mahasiswa yang duduk di taman kota, mungkin aku bisa menjualnya disana. Dengan senyum mengembang, aku pun memutuskan untuk menghampiri mereka.

"Halo kak, korannya"

Beberapa mahasiswa disana hanya menatapku dengan tatapan aneh, aku tersenyum kikuk, ya wajar saja mungkin mereka merasa aneh karena melihat orang hamil berjualan koran.

"Oi gue udah dapet lokasinya"

Sambil menata kembali koran ku, sekilas aku mendengar suara orang yang sepertinya baru datang.

"Hei" Aku terlonjak kaget begitu seseorang menepuk pundak ku.

Wajahku terangkat untuk melihat oknum yang baru saja mengagetkanku.

"Loh Jeno?"

Wajah pria itu tidak kalah terkejutnya denganku.

"Hai, ternyata bener itu kamu. Kalian duluan aja ke lokasi, tar gua nyusul" ucapnya pada teman-temannya.

Ah ternyata mahasiswa tadi adalah teman-teman Jeno.

Jeno duduk di sebelahku sambil membuka tutup sebotol air putih lalu memberikannya padaku "Diminum dulu, pasti kamu cape" ujarnya.

Pria itu kemudian mengambil beberapa lembar tisu yang ada di dalam tas nya. Tangannya terangkat untuk mengelap keringatku namun sebelum itu aku menghentikan pergerakannya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 19, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Mark Lee asTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang