Musuh

4.6K 421 9
                                    

"Kak kenapa gak bangunin sih?! Jadi telat kan aku!"

Aku menghentakkan kaki ku, merasa kesal dengan kakakku yang sama sekali tidak bisa diandalkan.

"Eyy kakak juga sibuk, mana ada waktu buat bangunin kamu, lagipula kan kamu masang alarm!" Desis kakakku tak terima karena disalahkan.

Ah sial, hari ini ada ulangan bahasa mandarin dan Pak Yixing benar-benar akan mendepakku dari kelas jika aku terlambat barang 3 menit saja.

"Hari ini mobil kakak pake, sopir dipake ayah, kamu naik bis"

Keningku menekuk, apa-apaan itu? Tidak bisakah dia mengantarku dulu ke sekolah?

Menyebalkan.

"Seenggaknya anterin aku dulu ke sekolah!"

Aku berlari dari tangga, menuju ke bawah dimana kak Jaehyun berada. Iya, dari tadi kami berbicara dengan kak Jaehyun di lantai bawah dan aku di lantai atas, jika saja mama ada dirumah, pasti kami akan habis. Untungnya jam enam pagi dia sudah berangkat ke butik nya.

Namun belum aku menyentuh tangga terakhir, aku terpeleset karena kaos kaki yang aku kenakan, ah sial karena buru-buru aku sampai memakai kaos kakiku di kamar dan malah berlarian di tangga.

"Ahhhh" aku menjerit kesakitan.

Kak Jaehyun yang sedang meminum susu sontak menyemburkan cairan itu.

Dia beringsut menghampiriku yang masih meringis kesakitan. Dia berjongkok kemudian memegang bahuku.

"Dek? Kamu kenapa lari-larian sih?! Jadi jatuh kan?! Mana yang sakit?" Tanya nya khawatir.

"Anterin aku ke sekolah cepet, aku udah mau telat"

Kak Jaehyun menggeleng kuat "Gak, kakak mau panggil dokter dulu"

Aku mendengus kesal, oh ayolah kak Jaehyun sangat berlebihan, aku tau dia khawatir tapi tidak bisakah dia mengerti situasi.

"Enggak kak! Anter aku ke sekolah"

"Kamu itu—"

"ADA ULANGAN BAHASA MANDARIN!" teriakku karena frustasi mendengar kak Jaehyun yang sedari tadi mengoceh.

Lelaki dengan dimple di kedua pipinya itu mengusap wajahnya kasar, akhirnya dia mengangkat tubuhku menuju ke dalam mobil.

Sebenarnya hal yang membuat kak Jaehyun malas mengantarku ke sekolah karena sekolah ku dan universitas nya yang beda arah dan jaraknya cukup jauh, tapi karena kondisiku sedang seperti ini, mana mungkin kak Jaehyun menolak.

"Bisa digerakin?" Tanya nya.

Aku mengangguk, ya memang kakiku masih bisa digerakkan meskipun sekali bergerak sangat sakit.

Tak lama mobil kak Jaehyun sampai di gerbang sekolahku, aku membuka pintu mobil, disusul oleh kak Jaehyun.

"Mau kemana?" Tanyaku.

"Nganterin kamu lah dek, masa kaki gitu maksain jalan"

"Gak usah!" Sela ku cepat.

Aku hanya tidak ingin mengambil resiko, teman-temanku disini banyak yang menggilai kakakku ini. Jika kak Jaehyun ikut masuk, bisa-bisa aku tidak akan bersekolah dengan tenang.

"Aku bisa jalan, udah sana pergi hush hush" aku menggibas-gibaskan tanganku.

"Yakin?"

"Iyaaaa"

"Kalo ada apa-apa langsung telpon kakak"

"Iyaaaa"

Setelah perdebatan kecil itu akhirnya kak Jaehyun meninggalkan kawasan sekolahku.

Mark Lee asTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang