Sinar matahari menembus jendela kamar milikku, aku melenguh pelan kemudian kembali menyamankan posisi tidurku. Niatku untuk tidur kembali sedikit terganggu ketika merasakan seseorang meniup mataku kemudian menciumnya bergantian.
Aku terkekeh geli, menggesekkan pipiku di dada bidang lelaki yang memelukku semalaman.
"Tidur kamu nyenyak?" Tanya nya dengan suara serak.
Demi Tuhan aku menyukai suara itu.
"Hm, tentunya karena semalaman dipeluk kamu"
Pria itu terkekeh lalu menggigit hidungku gemas.
"Mark! Itu sakit!" Protesku.
Lagi-lagi Mark terkekeh, oh apa itu terlihat lucu?
Beberapa saat aku termenung, memikirkan hubunganku dan Mark yang bisa dibilang salah, tidak tidak hubungan ini memang salah.
Mark adalah selingkuhan ku, aku keterlaluan bukan? Dan yang lebih parahnya aku sudah memiliki suami.
Salahkan suamiku yang terlalu mementingkan pekerjannya diluar sana, bahkan pulang ke rumah dalam satu tahun pun terhitung hanya lima kali.
Aku dan Jaehyun menikah dua tahun yang lalu, awalnya aku biasa saja ketika Jaehyun meninggalkanku, namun memasuki tahun berikutnya, aku mulai merasa bosan dan akhirnya aku bertemu dengan Mark, pria yang sukses menarik perhatianku.
Seringkali aku merasa bersalah kepada Jaehyun, tapi aku sangat mencintai Mark dan aku tidak bisa melepaskan Mark begitu saja.
Enam bulan terakhir Jaehyun sama sekali tidak memberiku kabar, tentu saja aku merasa kesal, biarpun begitu Jaehyun adalah suamiku. Dan aku juga masih mencintainya, katakan aku brengsek.
"Hari ini dia pulang?" Tanya Mark.
Lelaki itu memang tau jika aku sudah menikah dan awalnya Mark ingin mengakhiri hubungan ini, namun aku terus meyakinkannya jika Mark lebih baik dari Jaehyun.
Aku mengangkat bahuku acuh, pulang atau tidak pulang aku sudah tidak peduli, ah sepertinya jika Jaehyun pulang aku akan menggugat cerai suamiku itu, lagipula aku sudah tidak tahan dengan sikapnya yang seenaknya itu. Jaehyun memang memberikanku kesenangan tapi untuk apa itu semua jika dia sendiri tidak ada di sisiku.
Jaehyun seorang CEO yang memiliki perusahaan didalam maupun luar negeri. Jadi pantas dia selalu sibuk, tapi apa tidak bisa dia meluangkan waktunya untukku meskipun hanya sebentar?
Ah mengingatnya saja itu membuatku kesal.
"Hey"
Aku tersadar dari lamunanku kemudian tersenyum ke arah Mark "Apa hari ini kita bakal jalan-jalan?" Tanyaku antusias.
"Bukankah lebih baik kita mengakhiri hubungan ini?" Tanya Mark.
Aku menatap Mark tak suka "Kamu ngomong apa Mark?"
"Maksud aku, aku gak enak sama suami kamu. Aku mencintai, sangat mencintai kamu tapi bukankah ini salah? Kembalilah kepada suamimu"
"Aku sayang sama kamu Mark tolong jangan ngomong kayak gitu" aku mulai terisak, demi apapun aku tidak ingin kehilangan Mark.
Sejauh ini Mark adalah seseorang yang paling memahami ku dan aku tidak ingin melepas Mark.
"Sayang maafin aku, aku janji gak akan ngomong kayak gitu lagi" Mark menarikku kedalam pelukannya kemudian mencium pucuk kepalaku beberapa kali.
"Maaf, maafin aku" lanjutnya.
Aku mengangguk, mengeratkan pelukanku pada Mark.
"Setelah kamu resmi bercerai dengan suamimu, aku akan menikahi kamu" aku tersenyum disela-sela tangisku, ya memang itu impianku.

KAMU SEDANG MEMBACA
Mark Lee as
FanfictionGimana ya kalo misalnya Mark jadi siapa aja nya kamu? 210810 #1 in imagine 210819 #2 in ffnct 210819 #2 in leemark 210824 #1 in nct2018 210825 #1 in nct2020 210825 #7 in nct 210917 #6 in halu 211013 #15 in mark 211017 #4 in marklee