Sepupu

3.8K 373 17
                                    

Aku melihat mama ku yang pagi ini tampak sibuk tidak seperti biasanya. Mama menyediakan begitu banyak makanan di meja makan, jangan lupakan banyak cemilan juga di meja ruang tamu, padahal di rumah ini hanya ada aku, mama dan papa. Ya, aku ini anak tunggal.

Sudah siap dengan hoodie oversize dan juga hotpants, aku berjalan menuju ke teras rumah, menghampiri papa yang sedang membaca koran sambil menyeruput kopi nya.

"Mama tumben sibuk banget" ujarku lalu duduk di sebelah papa.

"Ya kan mau ada tamu sayang" jawab papa tanpa menatap ke arahku.

"Siapa? Tumben banget. Biasanya suka ketemu diluar"

"Itu loh om Johnny sama tante Wendy, inget gak?"

Aku mencoba mengingat-ingat nama itu, aku sepertinya pernah mendengar.

"Kamu sama anaknya itu sepupu, masa lupa" lanjut papa.

Kembali memutar otak, aku mencintaimu mengingat masa kecilku, beberapa detik kemudian aku ingat.

Mama tiba-tiba datang sambil membawa sepiring cookies kelapa.

"Pada ngobrolin apa sih?" Tanya nya penasaran.

"Oh aku inget! Anaknya Mark Lee kan? Yang gaptek itu? Yang kucel itu?"

Aku tersentak ketika mama menepuk bibirku, pelan sih tapi tetap saja terasa sakit.

"Hush gak boleh gitu, wajar aja dia gaptek di umur 10 tahun, emang seharusnya kamu juga saat itu gak boleh pegang hp dulu" ucap mama yang langsung diangguki papa.

Mendengus kesal, ingatanku kembali pada masa aku kecil, dulu aku sering bermain di taman belakang bersama Mark. Mark itu dulu adalah anak yang cengeng, kucel dan juga gaptek. Dia sering diledek oleh teman-temannya, termasuk aku. Hanya saja aku tidak parah seperti teman-temannya. Kami dulu sangat dekat, Mark selalu bermain denganku ya tentunya karena Mark adalah sepupuku.

Saat menginjak umur 12 tahun, Mark dan keluarganya memutuskan untuk pindah ke Chicago. Jujur setelah Mark pergi, aku merindukannya. Rindu bermain tanah-tanahan bersamanya.

Ah bagaimana ya rupa dia saat ini? Sudah 10 tahun kami tidak bertemu. Apa masih sama seperti dulu? Dan juga apa dia masih mengingatku?

"Wendy pindah kesini pa?" Mama kembali bersuara.

"Iya, tapi kayaknya Mark gak ikut deh. Dia kan belum selesai kuliah disana. Mungkin setahun lagi baru nyusul"

Ada sedikit hal yang mengganjal di dalam hatiku ketika mendengar jawaban papa. Jika Mark tidak ikut berarti kami tidak akan bertemu?

Kenapa aku kesal ya? Oke jujur saja aku sedikit merindukan Mark, sedikit ya. Karena Mark adalah sepupu sekaligus teman dekatku saat kecil.

"Kamu rapihin rambut dulu sana, ganti baju juga, masa nyambut tamu kayak gitu" mama menatapku dari atas ke bawah.

Rambut panjang yang dicepol asal-asalan, sandal capit rumahan dan juga baju santai. Aku terlalu malas untuk berganti baju, lagipula Mark tidak akan datang kan? Jadi untuk apa berganti baju.

"Gak mau ah" setelah mengatakan itu, sebuah mobil berhenti di pekarangan rumahku. Sepertinya tante Wendy dan om Johnny sudah datang.

Dan benar saja, mereka keluar dari mobil. Mama dan tante Wendy langsung berpelukan seperti teletubbies begitu pula ayah dan om Johnny.

"Oh? Ini anak kamu? Cantik banget. Sayang masih inget sama tante kan?" Aku tersenyum kemudian mengangguk. Tante Wendy tampak lebih cantik dari sebelumnya.

Mark Lee asTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang