28. Kelakuan Aaron(17+)

7.1K 423 37
                                    


"Baiklah kalau begitu, Ailen kau akan tidur di sebelah kamar kami." Ucap Al.

"Terima kasih tuan Al." Ucap Ailen yang di balas anggukan oleh Al.

Mereka pun melanjutkan perbincangannya dan tidak terasa waktu sudah berlalu 30 menit lamanya, tiba-tiba sebuah ketukan pun terdengar.

Tok tok tok.

"Mami? Papi?" Teriak seorang anak kecil.

"Sepertinya Aaron sudah datang." Ucap Karin.

Langsung saja Karin berdiri dari tempatnya menuju pintu, saat ia membuka pintu itu, tiba-tiba saja ia di kagetkan oleh Aaron yang tiba-tiba melompat ke arahnya.

"Mami!" Teriaknya sambil menghamburkan diri ke arah Karin.

"Son, calm down. Your mom is here." Ucap Al.

"Papi jahat! Bagaimana bisa Papi membawa Mami dan meninggalkan ku?! now I'm really pissed off with you." Ucap Aaron kesal.

     Al terkekeh geli melihat kekesalan di wajah Aaron, Aaron yang menatapnya kesal sambil mengembangkan pipinya begitu lucu , apa lagi melihat pose marahnya yang menaruh kedua tangan di depan dada, persis seperti dirinya. Ia pun mulai bangun dari duduknya dan menghampiri Aaron lalu berjongkok tepat di depan Aaron.

"Baiklah-baiklah Papi minta maaf, sebagai gantinya Papi akan menuruti permintaan Aaron bagaimana?"

"Benar?" Tanya Aaron.

"Memangnya sejak kapan Papi Pernah berbohong dengan Aaron?"

Aaron terlihat berpikir di tempat sambil menaruh jari telunjuknya di dagu dan menatap ke arah langit-langit dengan ekspresi yang lucu, begitu menggemaskan.

"Benar juga, baiklah, tapi saat ini aku belum kepikiran apapun, jadi aku akan memintanya nanti Papi!"

"Papi akan menunggunya."

"Baiklah, tapi Papi..,"

"Hmm?"

"Apa Papi akan membiarkan aku berdiri terus di sini, kau tidak kasihan dengan kaki kecil ku ini?" Tanya Aaron.

Seketika Al dan Karin pun saling tatap dan terkekeh bersamaan, dengan inisiatif sendiri, Al langsung mengendong Aaron dan berjalan ke arah tempat duduknya tadi sambil memangku Aaron.

"Hey? Benarkah itu yang mulia iblis Arsenio?" Tanya Bara pada Devian.

"Entahlah, dia berbeda sekali jika di depan anak dan istrinya, jadi aku tidak mengenalinya." Balas Devian.

"Dia benar-benar bucin anak."

"Kau benar."

"Sebaiknya kalian diam sebelum mendapat tatapan tajam dari iblis itu." Ucap Max.

"Kau benar Max, sebaiknya kita diam." Ucap Devian.

3 orang itu masih menatap tak percaya pada Al dan Aaron, mereka terus memperhatikan pergerakan Aaron dan Al, tentu saja itu di sadari oleh Aaron.

"Paman? Mengapa kalian menatap ku? Apa aku memiliki hutang?" Tanya Aaron.

"Ah? Mana mungkin haha." Ucap bara kikuk.

"Habisnya kalian memerhatikan aku dan Papi ku terus, atau apakah Papi ku memiliki hutang?" Tanya Aaron.

Mendengar itu, seketika Al menatap tajam pada ketiga orang itu, tentu saja saat menerima tatapan iblis itu seketika tubuh mereka menegang.

"Oh ya ampun! Anak ini benar-benar pintar sama seperti ayahnya?! Bagaimana ini? Sepertinya akan bertambah 2 iblis lagi di sisiku." -Batin Bara.

Being A Single Mother || TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang