11. Ciuman manis Presdir(17+)

8.7K 520 27
                                    

"Mulai sekarang Aaron bisa belajar lagi di sekolah ini."ucap Al.

"Terima kasih Ayah!"ucap Aaron.

Karin yang mendengar kata 'Ayah' dari mulut Aaron tampak terkejut, ia menatap sedih pada Aaron.

"Aku kira aku sudah menjadi ibu yang baik hingga Aaron tidak membutuhkan seorang ayah lagi."-Batin Karin.

"Aaron, dia Bos Mami, namanya Aldari, panggil dia paman Al, dia bukan ayahmu sayang."ucap Karin lembut.

"Benarkah? Tapi Paman membelaku, bukankah karna dia adalah Ayahku?"

"Dia membelamu Karna dia merasa kamu benar, dia bukan Ayahmu sayang."

"Hiks....hiks...."tangis Aaron mukai terdengar.

"Aaron, maafkan Mami sayang."ucap Karin membawa Aaron ke pelukannya.

"Sudahlah Karin."ucap Al.

Al maju dan berjongkok di depan Aaron, dia memandang wajah imut Aaron dan menghapus air matanya.

"Kau bisa menganggapku ayahmu."

Seketika mata Aaron berbinar mendengar perkataan Al, Ia pun segera melompat ke pelukan Al.

Al menyambut pelukan Aaron dengan penuh kasih sayang.

"Apa aku boleh memanggilmu Ayah?"

"Aaron!"marah Karin.

"Tentu, kau boleh memanggilku apapun."ucap Al.

Mendengar ucapan Al membuat Karin terkejut dan menutup mulutnya dengan tangan.

"Dia melakukan ini demi putraku?"-Batin Karin.

"Sudah kan? Baiklah kembali lah ke kelasmu, Mami akan berkerja, Nanti Mami akan menjemputmu."

"Baiklah Mami, Ayah jaga Mami ya?"

"Aku akan menjaga Mamimu, kau tenang saja."

"Baiklah, aku akan ke kelas, sampai jumpa!"

Aaron pun berlari keluar dari ruangan, menyisakan Al dan Karin dengan suasana canggungnya.

"A-anu Presdir."

"Ada apa?"

"Terima kasih untuk semuanya."

"Tidak apa-apa, ayo ke kantor, masih banyak pekerjaan yang menunggumu."ucap Al.

Karin pun mengangguk dan mengekori Al.

Di perjalanan, Karin mengingat perkataan kepala sekolah.

"A-aku tidak tau jika dia putramu! Maafkan aku, seharusnya aku tau ketika melihat wajahnya yang mirip dengan anda!"

Karin pun melirik ke arah Al membandingkan Al dengan Aaron.

"Apa benar mereka mirip?"-Batin Karin.

Karin masih memperhatikan wajah Al, hal itu di sadari oleh Al membuat menjadi salah tingkah.

"Wanita ini, mengapa dia menatapku? Apa dia mulai mengagumiku?"-Batin Al.

"Ehemm, Ms.Karin sepertinya kau memperhatikan wajahku terus, apa aku setampan itu?"

"Ah? T-tidak! Mana mungkin, aku hanya....,"

"Hmm?"

"Aa-Anu..., Sudahlah presdir kita akan sampai, sebaiknya pikirkan pekerjaan mu."

"Wanita yang tidak ingin mengaku."-Batin Al.

Being A Single Mother || TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang